Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Rabu sore, setelah dibuka lebih tinggi karena pasar mempertimbangkan kekhawatiran permintaan AS terhadap janji China untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pasokan Rusia yang lebih ketat, dan persediaan AS yang menurun.

Minyak mentah berjangka Brent turun tipis 1 sen menjadi diperdagangkan di 79,62 dolar AS per barel pada pukul 06.15 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 15 sen menjadi diperdagangkan pada 75,60 dolar AS per barel.

"Ada banyak pendorong positif untuk harga minyak sekarang di sisi permintaan-pasokan, dan sementara kami memperkirakan WTI akan pulih mendekati 80 dolar AS per barel, ini tidak menandakan pasar bullish karena sikap dovish bank-bank sentral global masih menunjukkan mundurnya selera risiko," kata analis CMC Markets, Leon Li.

"Dengan The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga untuk terakhir kalinya pada Juli, kekhawatiran tentang permintaan AS yang akan membatasi kenaikan harga minyak kemungkinan akan tetap ada."

Para ekonom masih khawatir bahwa inflasi AS mungkin tidak turun cukup cepat bahkan dengan kenaikan suku bunga. Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, hanya akan sedikit lebih rendah atau tetap di sekitar level saat ini di bawah 5,0 persen pada akhir tahun.

Namun, di sisi positif, perencana ekonomi utama China berjanji pada Selasa (18/7/2023) bahwa mereka akan meluncurkan kebijakan untuk "memulihkan dan memperluas" konsumsi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu yang dapat meningkatkan permintaan minyak, karena daya beli konsumen tetap lemah.

"Sejauh ini, selama kami menganggap stimulus di China akan berhasil, neraca minyak akan mengetat secara signifikan - sekalipun jika Eropa jatuh dalam resesi ringan," kata direktur riset Amerika Utara Rystad Energy, Claudio Galimberti.

Ini berarti harga masih dapat menembus ujung yang lebih tinggi dari kisaran pasar saat ini di 80 dolar AS per barel, tambahnya.

Di sisi pasokan, Rusia akan mengurangi ekspor minyaknya sebesar 2,1 juta metrik ton pada kuartal ketiga sejalan dengan rencana pemotongan ekspor sukarela sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, menurut kementerian energi.

Dukungan harga juga datang dari penurunan yang diperkirakan dalam persediaan AS, setelah data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menunjukkan persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan semuanya turun minggu lalu.

Pedagang akan menunggu konfirmasi penarikan persediaan dalam data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (14.30 GMT).

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023