Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tektonik yang terjadi di wilayah Laut Banda, Sulawesi Tengah, dengan magnitudo 5,1 tidak berpotensi tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam keterangan resmi BMKG di Jakarta, Rabu.

Daryono menjelaskan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi pada Rabu, 19 Juli 2023 pukul 17.47 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,41° LS; 122,69° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 kilometer arah Timur Laut Morowali, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 10 kilometer.

Baca juga: Gempa tektonik terjadi di Laut Banda

Baca juga: Aktivitas subduksi Laut Banda picu gempa M5,1 di pantai utara Maluku


Dia menambahkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter,  gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Sula.

"Gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip," katanya.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Bahodopi dan Bungku dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seperti truk berlalu).

Daryono mengatakan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,6.

Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono.*

Baca juga: Aktivitas subduksi Lempeng Laut Banda picu gempa dengan magnitudo 6,0

Baca juga: Gempa di Laut Saumlaki akibat subduksi Banda

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023