Gagasan ini dilatarbelakangi oleh persoalan terkait padatnya kegiatan pelayaran di Indonesia yang menyebabkan tingginya emisi gas buang kapal yang dihasilkan
Surabaya (ANTARA) - Tim dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas perangkat pengawasan emisi kapal di area pelabuhan berbasis Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) dan Internet of Things (IoT) guna mendukung program Net Zero Emission (NZE) 2050.

Salah satu anggota tim dosen, Muhammad Riduwan S.Kom., M.Kom., dalam keterangannya, Kamis, menuturkan gagasan ini dilatarbelakangi oleh persoalan terkait padatnya kegiatan pelayaran di Indonesia yang menyebabkan tingginya emisi gas buang kapal yang dihasilkan.

"Sejalan dengan itu, terdapat pula regulasi International Maritime Organization (IMO) yang menetapkan terkait jumlah maksimum emisi sebuah kapal. Emisi tersebut meliputi SOx, NOx, COx, dan Particulate Matter (PM)," tuturnya.

Lebih lanjut, lelaki yang akrab disapa Riduwan ini mengatakan saat ini Indonesia juga belum memiliki sistem dan peralatan yang bisa memantau emisi gas buang kapal laut di udara.

Oleh karena itu, tercetuslah gagasan perangkat pengawasan emisi kapal di area pelabuhan berbasis PUTA dan IoT untuk menjawab permasalahan tersebut.

"Kolaborasi antara PUTA dan IoT menjadikan gagasan yang diciptakan ini menjadi solusi yang efektif dan efisien," tambahnya.

Efektif dan efisien yang dimaksud tersebut adalah karena penggunaan PUTA dapat dikendalikan melalui sistem kontrol remote dari smartphone maupun komputer, sehingga hanya dibutuhkan sistem perangkat lunak untuk memantau emisi kapal di daerah pelabuhan.

"Dengan PUTA, sistem kontrol diwujudkan melalui website controlling yang akan menyajikan data secara realtime emisi yang dihasilkan kapal," ujarnya.

Cara kerja yang dilakukan oleh sistem ini yakni PUTA yang diterbangkan di daerah pelabuhan, dipasangkan empat sensor untuk mendeteksi masing-masing emisi baik SOx, NOx, COx, maupun PM. Lalu, pemantauan gas yang terdeteksi oleh PUTA dapat dilihat secara realtime melalui laman yang dikembangkan oleh tim dosen ITS.

"Pada website akan ditampilkan kadar emisi yang dihasilkan kapal dan akan terpantau kualitasnya apakah sesuai dengan regulasi IMO atau tidak," kata dia.

Di samping itu, lanjutnya, inovasi yang digagas oleh tim dosen ITS ini merupakan kolaborasi dari Departemen Teknik Transportasi Laut ITS dan Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak (Prodi RPL) dari Departemen Teknik Informatika ITS.

Selain Riduwan, dosen ITS yang terlibat pada inovasi ini meliputi Ir. Tri Achmadi Ph.D., Maulana Yafie Danendra ST., M.Log., dan Siska Arifiani S.Kom., M.Kom.

"Kami juga melibatkan total 10 mahasiswa dari kedua departemen yang bersangkutan," kata dia.

Baca juga: ITS gagas Mecca WABot guna pandu jamaah haji dan umroh
Baca juga: Universitas Bangka Belitung gagas gerakan mahasiswa gemar menulis
Baca juga: PBNU gagas forum dialog antaragama dalam Keketuaan ASEAN


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023