Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) secara resmi mengukuhkan pilot project pertama program Desa Siapsiaga, yakni Desa Pelamunan di Kabupaten Serang, Banten.

Masyarakat Desa Pelamunan sudah dikategorikan tanggap dan siap dalam menghadapi ancaman ideologi kekerasan.

"Hari ini kita berkumpul dalam rangka mengukuhkan Desa Pelamunan sebagai Desa Siapsiaga, program ini telah mewujudkan masyarakat yang tanggap dan siap menghadapi segala potensi ancaman ideologi kekerasan," ucap Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI Irjen. Pol. Ibnu Suhaendra dalam kegiatan Pengukuhan Kesiapsiagaan Desa dalam Rangka Program Desa Siapsiaga di Universitas Faletehan Serang, Banten, Kamis.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, ia menjelaskan bahwa kategori tersebut didapatkan setelah dibina oleh BNPT RI selama kurang lebih 1,5 bulan sejak Juni lalu.

Pembinaan tersebut dimulai dari penentuan sampel, pemberian materi baik dari penyintas dan mitra deradikalisasi, hingga melakukan upaya untuk menyentuh kelompok masyarakat terkecil, yakni keluarga.

Baca juga: Kepala BNPT soroti muatan ideologi kekerasan dalam derasnya informasi

Baca juga: Kepala BNPT sebut ada perubahan pola pergerakan teroris


Ia menjelaskan bahwa BNPT memulai pembinaan sejak Juni 2023. Dari hampir 7.000 masyarakat desa, BNPT mengambil sampel 200 orang. Setelah hasilnya keluar, BNPT melakukan intervensi, hingga pemberian materi.

Langkah-langkah tersebut terus dilakukan hingga mencapai kelompok yang lebih kecil, yakni RT-RW. Lalu, tuturnya melanjutkan, BNPT mengutus penggerak desa ke masyarakat yang lebih kecil, yaitu keluarga.

"Setelah itu, kami lakukan asesmen kembali sesuai alat ukur kami dan hasilnya bagus, layak untuk dikukuhkan menjadi Desa Siaga," tutur Kepala Sub Direktorat Kesiapsiagaan dan Pengendalian Krisis Kol. Inf. Indra Gunawan.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Intelijen Kombes. Pol. Dr. Didik Novi Rahmanto menyampaikan jika semua desa di Indonesia memiliki ketahanan seperti yang dimiliki Desa Pelamunan, maka tidak ada lagi ruang bagi kelompok--kelompok pengusung ideologi kekerasan.

"Kalau semua desa sudah memiliki ketahanan seperti Desa Pelamunan, ruang gerak kelompok-kelompok itu bisa terdeteksi, jadi tidak ada ruang lagi bagi mereka. Tidak ada lagi ceramah-ceramah untuk mengajak melakukan kekerasan," tuturnya.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023