Padang (ANTARA) - Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar) Supardi mengatakan, pemerintah provinsi setempat terus berupaya menjadikan situs cagar budaya Menhir di Nagari Maek atau yang juga dikenal Nagari Seribu Menhir menjadi objek wisata kelas dunia.

"Pemerintah Provinsi Sumbar melalui Dinas Kebudayaan terus berupaya melakukan kajian yang melibatkan semua unsur untuk mewujudkannya," kata Ketua DPRD Sumbar Supardi di Padang, Jumat.

Baca juga: Danau Sentani surut, tinggalan megalitik menhir muncul ke permukaan

Supardi mengatakan, pelibatan semua pihak juga ditujukan agar Nagari Maek menjadi objek desa wisata yang memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat.

Menurut dia, masyarakat di Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Limapuluhkota berharap agar objek wisata gugusan batu menhir tersebut segera terwujud menjadi destinasi budaya internasional.

Baca juga: Arkeolog temukan papan batu megalitik dan menhir di Jayapura

Senada dengan Ketua DPRD, Wali Nagari Maek, Efrizal Hendri, mengatakan para peneliti yang terdiri dari kalangan akademisi dan unsur lainnya telah datang melakukan penelitian di situs tersebut.

"Kami berharap lebih banyak lagi akademisi dan peneliti yang datang sehingga bisa menggali apa saja makna yang terkandung dalam menhir," ujarnya berharap.

Baca juga: BPCB Yogyakarta teliti menhir di Gunung Kidul

Di saat bersamaan, pemerintah nagari (desa) juga berharap pemerintah daerah, provinsi hingga pusat memberikan perhatian lebih terhadap situs yang merupakan peninggalan pra sejarah itu agar menjadi destinasi internasional.

Menurutnya, infrastruktur yang layak menjadi kebutuhan dan keharusan untuk mempermudah akses wisatawan menuju objek wisata bersejarah tersebut. Selain itu, penyediaan aksesibilitas juga akan membantu masyarakat dalam mengangkut hasil perkebunan.

Baca juga: Menhir Zaman Megalitikum Ditemukan di Purbalingga

"Ketika akses dan infrastrukturnya bagus, wisatawan akan nyaman menuju lokasi," katanya.

Menurut data Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, terdapat 374 menhir dan satu dakon di situs yang berada pada ketinggian 350 meter dari permukaan laut tersebut.

Tinggi dan diameter menhir di situs tersebut juga beragam bahkan mencapai tiga hingga empat meter, namun beberapa di antaranya sudah rebah. Bentuk menhir juga bervariasi di antaranya menyerupai mata pedang, hulu pedang/keris, persegi hingga kepala hewan.

Baca juga: Menjajal wisata halal di Pulau Dewata
Baca juga: Pemkot Padang promosikan wisata unggulan di Rakernas Apeksi 2023
Baca juga: BPS: Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumbar naik 12,78 persen

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023