Padang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Leiden Surya Suryadi mendukung sekaligus berharap rencana penelitian menhir di Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), melibatkan arkeolog andal.

"Saya sangat mendukung wacana BRIN ini, namun juga diharapkan melibatkan arkeolog andal atau mumpuni serta pihak lain yang berkompeten," kata akademisi sekaligus ahli filologi dari Universitas Leiden Surya Suryadi di Padang, Senin.

Menurut Suryadi, jika penelitian menhir tersebut terealisasi maka akan menjawab berbagai pertanyaan salah satunya mengenai asal usul etnis Minangkabau, umur menhir dan lain sebagainya.

Akan tetapi, bukti-bukti fisik yang ada menunjukkan bahwa keberadaan menhir tersebut ada sebelum masuknya Islam ke Ranah Minang. Hal itu diperkuat dengan posisi menhir yang mengarah pada perbukitan atau gunung.

Baca juga: BRIN akan teliti usia menhir di Sumbar melalui "radiocarbon dating"

Baca juga: Sumbar terus upayakan "Nagari Seribu Menhir" jadi objek wisata dunia


"Bisa saja itu sebagai tanda bahwa kepercayaan pada masa itu barangkali animisme atau lainnya," kata dia.

Ahli filologi yang juga alumnus Universitas Andalas tersebut berpandangan penelitian tentang menhir di Kabupaten Limapuluh Kota akan sangat menarik jika berhasil dibuktikan. Sebab, penelitian itu bisa mengungkap lebih jauh tentang sejarah Pulau Sumatera.

Apalagi, sebelum bangsa barat tiba di Pulau Sumatera, bukti-bukti historis mengenai pulau tersebut cukup sulit ditemui. Hal itu juga diperparah akibat bencana alam seperti gempa bumi yang mengubah kondisi geografis.

"Ketika Raffles tiba di pedalaman Minangkabau 1819 ia hanya melihat reruntuhan. Itu tahun 1819, apalagi kondisi masa sebelum itu," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap jika nantinya penelitian BRIN tersebut terealisasi maka bisa menjawab berbagai misteri yang tersimpan di menhir yang berada di Kabupaten Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar.

Sebelumnya, Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan BRIN akan menggali dan meneliti usia menhir yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota menggunakan metode radiocarbon dating.

Radiocarbon dating merupakan metode penelitian yang memperkirakan usia objektif bahan berbasis karbon yang berasal dari organisme hidup. Metode tersebut dinilai cocok dalam menentukan usia benda purbakala yang diperkirakan sudah berusia ribuan tahun.*

 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023