Kami menyaksikan beberapa pekan lalu wasit tersebut tidak ragu untuk menghukum tindakan agresif..."
Zagreb (ANTARA News) - Pelatih Kroasia Igor Stimac dan pelatih Serbia Sinisa Mihajlovic sama-sama memberi peringatan kepada para pemain mereka untuk menghindari "tekel" keras dan adu mulut saat kedua rival negara Balkan tersebut bertemu dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Jumat (22/3).

Kehadiran Cuneyt Cakir untuk memimpin jalannya pertandingan membuat Stimac menyebutkan para pemainnya harus tetap mendinginkan kepala selama laga lanjutan di Grup A zona Eropa tersebut berlangsung, mengingat wasit asal Turki itu cukup "ringan tangan" dalam memberikan kartu kuning bahkan kartu merah bagi pelanggaran yang dilakukan, lapor Reuters.

"Kami menyaksikan beberapa pekan lalu wasit tersebut tidak ragu untuk menghukum tindakan agresif sehingga saya mengingatkan para pemain agar menghindari tekel-tekel keras," kata Stimac mengacu pada keputusan Cakir mengusir penyerang Manchester United Nani saat mereka kalah dari Real Madrid di laga 16 besar Liga Champions awal Maret lalu.

"Saya juga memperingatkan mereka untuk menghindari argumen dengan wasit ataupun ofisial pertandingan karena hal terakhir yang kami butuhkan dalam laga semacam ini adalah menembak kaki kami sendiri," ujarnya dalam konferensi pers di Stadion Maksimir, kandang Dinamo Zagreb pada Kamis (21/3) waktu setempat.

Kroasia yang belum terkalahkan membayangi Belgia dan hanya tertinggal dalam agresivitas gol meskipun sama-sama mengemas 10 poin dari empat pertandingan, sementara Serbia berada di peringkat ketiga dengan perolehan empat poin.

Sementara itu, Mihajlovic secara tegas menyatakan tidak akan mentoleransi tindakan bodoh apapun dari para pemainnya.

"Apabila ada satu saja pemain yang diusir dari lapangan akibat adu mulut atau tekel keras, maka mereka dipersilahkan melupakan kesempatan membela tim nasional selama masa kepelatihan saya," kata dia.

"Laga ini sangat spesial dan anda harus bersikap penuh rasa hormat, sehingga laga ini dapat diingat dengan baik oleh dunia dan membuktikan sepak bola dapat memukul mundur perselisihan dan masalah politik," ujar Mihajlovic menambahkan.

Laga tersebut akan berlangsung di bawah pengamanan ketat dan akan menjadi pertemuan pertama antara Kroasia dan Serbia sebagai sebuah negara setelah perpecahan bekas wilayah Yugoslavia.


Tanpa Penonton Tim Tamu 

Kedua pihak telah menyetujui tim tamu tidak akan diperbolehkan menghadiri laga baik di Zagreb maupun Beograd yang akan berlangsung pada 6 September mendatang, sementara Stimac dan Mihajlovic mengajak para suporter mendukung negara masing-masing dengan menjunjung sportivitas.

"Saya berharap pendukung Kroasia cukup pintar untuk menjaga sikap selama pertandingan dan berharap suporter kami melakukan hal yang sama dalam pertemuan kedua di Beograd, karena penonton tuan rumah akan memegang peran penting menjaga pemantik masalah di kedua laga," kata Mihajlovic.

Kekalahan mungkin akan meninggalkan Serbia dengan tugas besar sekaligus hampir mustahil untuk mengejar ketertinggalan dari para pimpinan klasemen dan Mihajlovic akan mendapat lebih banyak tekanan, mengingat ia menolak untuk mundur meskipun timnya gagal.

"Saya bukan orang yang suka melarikan diri sehingga tidak akan mundur dalam situasi sesulit apapun, saya tidak akan berhenti ketika sedang membangun sebuah tim untuk jangka panjang," ujar dia.

Sementara Stimac yang menerapkan formasi penuh keberanian 4-2-4 engan menempatkan Luka Modric, Nico Kranjcar dan Ivan Rakitic berada di belakang penyerang Mario Mandzukic dan Ivica Olic mengaku yakin timnya mampu memenuhi harapan sebagai favorit.

"Kami percaya diri karena kami memiliki lebih banyak pemain yang bermain di laga-laga besar untuk klubnya setiap pekan dibandingkan Serbia, kami tahu kelemahan dan kekuatan mereka sehingga kami menantikan untuk menikmati pertandingan nanti," ujar dia. (G006/A016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013