Harga timun memang fluktuatif. Hal ini karena kondisi pasar yang menentukan...
Gunungkidul (ANTARA) - Gabungan Kelompok Tani Umbulrejo, Desa/Kalurahan Pampang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan agrowisata petik timun untuk menyelamatkan hasil panen timun, sayuran, dan semangka seluas 20 hektare.

Anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Umbulrejo Pampang Budi Susilo, di Gunungkidul, Jumat, mengatakan saat ini harga timun di tingkat petani mengalami penurunan dari Rp4.000 - Rp5.000 menjadi Rp2.500 per kilogram.

"Adanya keluhan petani ini soal rendahnya harga timun, kami membuat komunitas hingga membuat agrowisata petik timun agar harga tetap stabil," kata Budi Susilo.

Ia mengatakan harga timun idealnya Rp3.000 per kilogram. Saat ini, harganya di bawah Rp2.000 bahkan tidak laku. Untuk timun suri Rp3.000 per kilogram saat di penjual atau tengkulak, dan dijual normal Rp5.000 per kilogram.

"Harga timun memang fluktuatif. Hal ini karena kondisi pasar yang menentukan. Sehingga kami membuat ide agrowisata petik," katanya. lagi

Budi mengatakan saat ini dirinya bersama petani milenial Pampang menanam timun suri seluas 3.000 meter persegi dengan kapasitas 15 ton. Selain itu, juga ditanam buah seluas sekitar 10 hektare dan sayur di atas 10 hektare.

Adapun untuk mengurangi kerugian, pihaknya menjual secara daring dan membuat agrowisata petik timun sendiri.

"Kami juga berencana membentuk komunitas khususnya hortikultura bekerja sama dengan pasar induk, jadi harga kita lebih stabil dibandingkan melalui tengkulak," kata dia pula.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan harga pasar hortikultura pihaknya tidak bisa berbuat banyak.

"Seperti saat ini bawang merah petani kami sebagian mulai panen, nanti kalau daerah penghasil utama seperti Brebes, Jawa Tengah mulai panen harganya cenderung turun," kata Raharjo.

Saat ini, harga timun biasa dari data di tingkat pedagang Rp6.000 per kilogram. Untuk itu, pihaknya mendorong petani agar bisa tawar menawar dengan pedagang.

"Petani bisa mencoba ke pasar langsung. Mungkin harganya bisa lebih baik," kata dia lagi.
Baca juga: Masyarakat Gunungkidul merintis agrowisata tanaman semangka

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023