Untuk meningkatkan produksi secara signifikan guna mencapai target produksi 1 juta barel minyak bumi per hari.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melakukan tajak sumur perdana eksplorasi di Lapangan Duri Blok Rokan, Riau menggunakan teknologi unconventional drilling.

Teknologi tersebut menjadi upaya perusahaan untuk meningkatkan produksi secara signifikan guna mencapai target produksi 1 juta barel minyak bumi per hari.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan teknologi unconventional drilling telah diterapkan di Amerika Serikat (AS) pada 2010 dan berhasil mengubah AS dari net importer, menjadi net exporter dalam waktu 10 tahun.

"Penerapan teknologi unconventional drilling ini dapat meningkatkan produksi Blok Rokan untuk memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus mendukung target 1 juta barel minyak bumi per hari yang telah dicanangkan pemerintah," ujar Nicke lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai Subholding Upstream Pertamina yang mengelola Lapangan Duri Blok Rokan, telah menggandeng EOG Resources, perusahaan AS yang berpengalaman dengan teknologi unconventional drilling.

"Dengan pengalaman yang dimiliki EOG diharapkan dapat membuahkan hasil untuk menemukan cadangan migas yang lebih besar lagi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional," kata Nicke.

Penerapan perdana teknologi unconventional drilling tersebut dilakukan di Lapangan North Duri Development (NDD) Area 14 Stage-1. Penerapan teknologi baru itu merupakan bagian dari pengembangan area steamflood baru setelah alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina.

Pertamina berkomitmen mendukung target net zero emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian sustainable development goals (SDG's). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

PHR merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.

Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan sejak 9 Agustus 2021.

Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.

Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 kilometer persegi berada di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.
Baca juga: Sumur baru PHR hasilkan produksi lebih tinggi dari perkiraan
Baca juga: Pertamina Hulu Rokan telah bor 221 sumur baru sepanjang 2023

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023