... warga NTT yang tinggal di DIY minta jaminan keamanan dan hukum... "
Sleman, Yigyakarta (ANTARA News) - Warga NTT yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta meminta jaminan perlindungan keamanan pasca insiden Lapas Cebongan, Sleman. Empat warga NTT tersangka pelaku pengeroyokan hingga tewas anggota Grup 2 Kopassus TNI AD, tewas di sel tempat mereka ditahan, di LP Cebongan, Sleman, Sabtu dini hari ini.

Seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta sekaligus kerabat dari korban insiden LP Cebongan, Yongki Laurensius, di Sleman, Sabtu, mengatakan, kejadian yang melibatkan warga NTT bukan pertikaian suku. 

"Kami warga NTT yang tinggal di DIY minta jaminan keamanan dan hukum. Kami tidak mau terkena dampak dalam insiden ini dan disangkutkan dalam berbagai kejadian di DIY," kata Laurensius, di RSUP dr Sardjito. Terdapat ribuan putera-puteri asal NTT yang tengah berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Selain itu, dirinya berharap tidak ada intimidasi dalam bentuk apapun terhadap warga NTT. Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, langsung ke Yogyakarta, mengurusi warganya yang semula tersangka tindak pidana menjadi korban penyerbuan bersenjata itu.

Sementara kerabat dekat korban lain insiden di penjara itu, Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Piter Joko menyayangkan sistem pengamanan LP Cebongan.

Joko juga mempertanyakan alasan pemindahan Dedi, dari Markas Polda DIY ke LP Cebongan, Sleman. Sebab, Dedi belum tiga hari tiga hari ditangkap polisi. Ia mengatakan, "Pemindahan Dedi tidak dikomunikasikan dengan pihak keluarga."

Empat tersangka yang menjadi korban penembakan, yakni Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29) dan Yohanes Yuan (38). (*)

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013