Mukomuko (ANTARA) -
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, akan menurunkan petugas untuk mengecek penyebab ikan mati dalam jumlah banyak di aliran Sungai Air Hitam di daerah itu.
 
"Kami akan turun langsung untuk melihat dan mengecek penyebab ikan mati di sungai di daerah ini," kata Plt  Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Budi Yanto di Mukomuko, Senin.
 
Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti video yang beredar terkait ikan mati di aliran Sungai Air Hitam atau berada dekat kamp Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Mukomuko.
 
Ia mengatakan instansinya melakukan pengecekan ini bukan karena ada laporan secara langsung ke Dinas Lingkungan Hidup, tetapi melihat kepekaan dinas terhadap informasi yang ada.

Baca juga: BKSDA temukan banyak ikan mati di sungai di Mukomuko

Baca juga: Polisi selidiki penyebab ribuan ikan mati di Sungai Cileungsi
 
Ia berharap ke depan segera masyarakat melaporkan atau membuat pengaduan secara resmi kepada Dinas Lingkungan Hidup apabila ada indikasi pencemaran lingkungan di wilayahnya.
 
"Kalau ada pengaduan masyarakat atau kepala desa, bisa kami minta tenaga ahli cek sampel," ujarnya pula.
 
Sementara itu, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Resor Kabupaten Mukomuko sebelumnya melaporkan penemuan sejumlah ikan mati di aliran Sungai Air Hitam tanpa diketahui penyebabnya.
 
"Sudah sering ikan mati ditemukan di aliran Sungai Air Hitam yang berada dekat kamp kami di wilayah ini," ujar petugas BKSDA Resor Mukomuko Rasidin.
 
Ia mengatakan, selain pihak BKSDA, warga yang berada di wilayah yang dekat sungai ini juga sering menemukan sejumlah ikan mati di aliran Sungai Air Hitam di wilayah tersebut.
 
Ia menyatakan kejadian penemuan ikan mati di aliran sungai di wilayah tersebut tersebut sudah pernah dilaporkan kepada instansi terkait di daerah ini, tetapi belum diketahui apa hasilnya.
 
"Sudah pernah dilaporkan kepada instansi terkait dan kemungkinan mereka juga mereka sudah melakukan pengecekan ke lokasi, namun setelah itu kami tidak tahu hasilnya," ujarnya.*

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023