Kurang lebih satu minggu ini kami tidak melaut. Perahu kami kecil, angin kencang, ombak tingginya empat hingga enam meter. Kondisi ini sangat tidak bersahabat
Gorontalo (ANTARA) - Puluhan nelayan tradisional yang ada di sejumlah kelurahan di Kota Gorontalo, dalam sepekan terakhir memilih tidak melaut dengan alasan keselamatan, karena ketinggian ombak mencapai empat hingga enam meter.

Salah seorang nelayan tradisional di Kelurahan Pohe, Eman Yusuf, Senin, mengatakan bersama nelayan lainnya merasa takut melaut, karena selain gelombang tinggi dan arus laut yang cukup deras, tiupan angin kencang juga menjadi alasan mereka untuk tidak melaut.

Baca juga: BRIN: Perubahan iklim berdampak pada ionosfer, ganggu gelombang radio

"Kurang lebih satu minggu ini kami tidak melaut. Perahu kami kecil, angin kencang, ombak tingginya empat hingga enam meter. Kondisi ini sangat tidak bersahabat," katanya.

Ia mengatakan, kondisi cuaca buruk tersebut terjadi mulai dari pagi hingga malam hari. Bahkan pemilik kapal ikan yang berukuran besar pun memilih tidak melaut dan memarkir kapal mereka.

"Jangankan perahu kecil, kapal besar saja tidak mau berlayar dan hanya terparkir di dermaga maupun tepi muara," katanya.

Baca juga: Syahbandar NTT diminta larang kapal-kapal berlayar saat cuaca buruk

Tamu Ahmad, nelayan lainnya mengaku selama sepekan terakhir hanya bisa memancing di sekitaran tepi pantai Kelurahan Pohe, karena kondisi cuaca yang cukup buruk dan membahayakan nyawanya jika memaksa melaut.

"Kami tidak bisa memaksa turun melaut. Gelombang tinggi. Olehnya hanya bisa memancing di pantai saja, dan yang penting ada ikan buat makan," katanya.

Liputan di lapangan menunjukkan, ketinggian gelombang air laut masih sekitar dua hingga empat meter. Selain itu kebanyakan perahu dan kapal ikan hanya terparkir di dermaga maupun pantai di sepanjang pesisir pantai Kota Gorontalo.

Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di kawasan wisata Bali pada 24-26 Juli

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023