Para ulama kami itu menganut satu kaidah, dimana ditemukan kemaslahatan, maka syariat Allah akan mendukungnya, dan dalam hal KB ini ada kemaslahatan anak dan ibu
Surabaya (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memaparkan hukum Keluarga Berencana (KB) dalam Al Quran kepada delegasi negara Asia-Afrika dengan penduduk mayoritas Muslim yang hadir pada pelatihan kerja sama Selatan-Selatan di Surabaya, Jawa Timur.

"Para ulama kami itu menganut satu kaidah, dimana ditemukan kemaslahatan, maka syariat Allah akan mendukungnya, dan dalam hal KB ini ada kemaslahatan anak dan ibu," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur (Jatim) KH Makruf Chozin di Surabaya, Selasa.

Ia mengatakan Indonesia juga sempat mengalami kontroversi dimana belum semua ulama mau menerapkan KB. Namun setelah para ulama mempertimbangkan bahwa proses melahirkan adalah pertaruhan hidup dan mati, maka program KB untuk mengurangi beban ibu akhirnya bisa diterapkan secara masif.

Ayat tentang pentingnya menjaga keturunan yang baik dan berkualitas juga telah disebutkan dalam Al Quran surah An-Nisa ayat 9 yang artinya, "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Berdasarkan ayat itu, lanjutnya, para ulama kemudian berdiskusi sehingga muncul fatwa MUI untuk menerapkan program KB dan menunda kehamilan, sebagai bentuk kehati-hatian agar keturunan dan generasi ke depan dapat memperoleh pendidikan lebih tinggi dan jaminan sosial yang lebih baik.

Baca juga: Belasan muslim Filipina belajar KB di NTB

"Memang betul Allah telah mengatur jatah rezeki kita dan anak-anak kita. Tetapi kemudian setelah dikaji kembali, lebih baik anak sedikit tetapi berkualitas, daripada banyak anak tetapi tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak," tuturnya.

Ia juga memaparkan Al Quran juga sudah mengutamakan peran ibu bagi pembangunan generasi pada masa depan.

"Kalau ibu sering hamil, maka akan kesulitan menjaga fisiknya, susah mengatur anaknya. Dengan KB, ibu bisa terjaga kesehatannya sehingga bisa fokus mendedikasikan diri untuk keluarga," ucapnya.

Pelatihan kerja sama Selatan-Selatan dengan peserta dari negara-negara berkembang di Asia-Afrika yang dipusatkan di Surabaya tersebut dihadiri perwakilan dari Nepal, Myanmar, Ethiopia, Malaysia, Filipina, dan Burundi, dengan materi tentang kesehatan reproduksi, keluarga berencana, pencegahan perkawinan anak, dan penurunan stunting.

Sebelumnya Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rizal Damanik menyatakan Indonesia jadi percontohan negara Asia-Afrika dalam penerapan Keluarga Berencana (KB) lewat penguatan tokoh-tokoh agama.

Baca juga: BKKBN: Indonesia jadi percontohan penerapan KB negara Selatan-Selatan
 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023