Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu bersama pihak terkait membina nelayan yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara, menjadi produsen pakan ikan mandiri dari maggot.

Salah satu caranya dengan memberikan fasilitas Rumah Apung Produksi Pakan Ikan di wilayah tersebut agar nelayan tetap bisa berproduksi meski melaut semakin sulit ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem.

"Gelombang laut di Kepulauan Seribu sulit diprediksi. Kadang bikin tenang, kadang juga bisa bikin deg-degan," kata Kepala Seksi Ketahanan Pangan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu, Parsan di Jakarta, Selasa.

Karena itu, pihaknya membina nelayan supaya siap dengan budidaya ikan.

Parsan menilai fasilitas rumah apung untuk memproduksi pakan ikan secara mandiri itu bermanfaat bagi nelayan setempat agar mereka tetap bisa berproduksi saat cuaca sedang sulit.

Baca juga: Kepulauan Seribu cegah nelayan menganggur saat angin barat

Lokasi rumah apung itu berada di pinggir dermaga selatan Pulau Panggang untuk memudahkan pembudidaya ikan sekitar Kepulauan Seribu Utara. Misalnya di Keramba Jaring Apung, Pulau Pramuka, menjangkau pakan ikan tersebut dengan perahu.

Harapannya, kelompok masyarakat pembudidaya ikan kerapu cantik (persilangan kerapu macan dan kerapu bintik) di Pulau Panggang bisa memproduksi sendiri pakan ikan dari larva lalat BSF (Black Soldier Fly) atau maggot yang diproduksi di rumah apung tersebut.

Parsan mengatakan, pengembangbiakan pakan ikan dari maggot dipilih karena kemampuan larva serangga tersebut untuk mengurai sampah.

"Maggot juga banyak mengandung nutrisi, korelasinya membuat pertumbuhan ikan semakin baik," kata Parsan.

Informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pakan ikan berbahan dasar maggot memiliki kandungan protein sekitar 30 sampai 45 persen. Sedangkan kandungan protein pada tepung ikan pabrikan berkisar antara 20 hingga 45 persen. 

Karena itu, maggot mendapat rekomendasi KKP untuk dijadikan alternatif pakan ikan.

Baca juga: SPBU Apung kembali sediakan solar bagi nelayan di Kepulauan Seribu

Ketua Pokdakan Kerapu Cantik Pulau Panggang, M Padil mengatakan, rumah apung tersebut juga bisa memangkas biaya operasional untuk pakan ikan sehari-hari.

Apalagi sejak warga mulai merintis budidaya ikan di Kepulauan Seribu Utara, mereka hanya mengandalkan pakan ikan pabrikan yang dijual di pasaran dengan harga yang mahal

"Dengan adanya bantuan fasilitas serta pelatihan penggunaan alat, mampu meningkatkan kemampuan pembudidaya dalam membuat pakan sendiri sehingga pengeluaran untuk membudidaya ikan lebih sedikit," ujarnya.

Padil mengungkapkan, pakan ikan dari maggot itu biasa dibuat dengan campuran ikan rucah. Sedangkan komoditas ikan yang bisa makan maggot langsung tanpa campuran rucah masih terbatas, misalnya bawal.

Baca juga: DKI optimalkan peran nelayan jaga ekosistem DPL di Kepulauan Seribu

Produksi maggot diawali dengan memasukkan larva tersebut ke dalam media biopori sebagai tempat pengomposan sampah hingga pemantauan hari ke-14, maggot siap dipanen.

Lalu petugas memisahkan maggot yang siap jadi indukan dari maggot yang digunakan sebagai campuran rucah. Maggot indukan ditandai dengan kulit yang berwarna hitam kecoklatan lalu dipindahkan ke rumah lalat yang tertutup dan gelap.

Program pengembangan perikanan di Kepulauan Seribu lewat budidaya itu didahului dengan kegiatan studi ke Depok, Jawa Barat, pada Maret 2023 agar peserta mendapat bimbingan teknis (bimtek) tentang penggunaan alat pembuat pakan ikan.

Saat itu, pembudidaya ikan Kepulauan Seribu yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah sekitar 270 orang, berikut keluarganya.
Baca juga: Tujuh kelompok nelayan di Kepulauan Seribu terima bantuan BSPUN

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023