Baturaja (ANTARA) - Kelompok Pembudidaya Ikan di Desa Marta Jaya, Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan mengembangkan budidaya cacing sutra untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan di wilayah itu.

Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Rabu, mengaku mengapresiasi budidaya cacing sutra yang dilakukan oleh kelompok Pembudidaya Ikan Bening Jaya Mukti, Desa Marta Jaya guna memenuhi kebutuhan pakan ikan bagi kelompok itu sendiri, bahkan untuk dijual di pasaran.

Menurut dia, budidaya cacing sutra mulai dilirik para pembudidaya ikan karena mengandung banyak protein yang sangat baik untuk pakan.

"Cacing sutra juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi di pasaran dengan harga jual mencapai Rp100.000 per kilogram," katanya.

Selain itu, lanjut dia, makanan cacing sutra ini juga tergolong mudah di mana masyarakat dapat memanfaatkan sisa-sisa makanan atau sampah rumah tangga seperti sayuran, buah-buahan, ampas tahu dan sampah rumah tangga lainnya.

Dengan demikian budidaya cacing sutra ini juga secara tidak langsung mendukung program pemerintah dalam upaya mengentaskan penanggulangan sampah di Kabupaten OKU.

"Hari ini saya sengaja meninjau langsung budidaya cacing sutra dan kami memproyeksikan Desa Marta Jaya sebagai kampung perikanan terbesar di OKU," kata Teddy.

Pemkab OKU pun berkeinginan mulai dari hulu dan hilirnya Kampung Perikanan Ikan Gabus di Desa Marta Jaya bisa terintegrasi mulai dari pakan, pembibitan dan pengembangannya dalam satu tempat.

"Budidaya cacing sutra ini akan jadi percontohan dan menjadi trigger motivasi serta inspirasi bagi kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten OKU untuk meniru hal yang sama," ujarnya.

Sementara, Yongki, salah seorang pembudidaya di Desa Marta Jaya menjelaskan bahwa untuk membudidayakan cacing sutra tidak membutuhkan banyak tempat atau bisa dilakukan di lahan sempit.

Masyarakat cukup menyediakan media pengembangbiakan cacing yang terbuat dari permentasi ampas tahu, lumpur dan kotoran sapi.

"Untuk pakannya bisa menggunakan sampah sayuran atau sampah rumah tangga," ujar dia.

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024