Yang perlu dilihat lagi adalah infrastruktur, terutama  infrastruktur logistik, sehingga semua hasil (perikanan) ini bisa masuk ke pasar langsung.
Biak Numfor (ANTARA) -
Presiden RI Joko Widodo menegaskan, infrastruktur logistik produk kelautan dan perikanan perlu diperhatikan sehingga ikan hasil tangkapan dapat langsung masuk ke pasar.
 
"Yang perlu dilihat lagi adalah infrastruktur, terutama  infrastruktur logistik, sehingga semua hasil (perikanan) ini bisa masuk ke pasar langsung," ujar Presiden Jokowi di sela-sela peresmian Kampung Nelayan Modern di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Kamis.
 
Menindaklanjuti hal itu, Presiden mengatakan bakal menugaskan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk memfasilitasi penerbangan kargo langsung menuju pasar ekspor utama komoditas tuna yakni Jepang, Amerika Serikat, hingga China.

Dengan demikian,  dalam memasarkan tuna yang merupakan ikan tangkapan unggulan dari Kabupaten Biak ini tidak perlu lagi melalui tangan kedua atau ketiga.
   
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang komoditas tuna-tongkol-cakalang (TTC), industri pengolahan komoditas TTC di Indonesia berjumlah 1.019 unit pengolahan ikan (UPI) dengan volume produk olahan pada 2022 sebesar 318.167 ton, dengan nilai ekspor 960,34 juta dolar AS yang diekspor dalam bentuk beku 67 persen, 26 persen kaleng, 4 persen segar dingin, 1 persen asap, serta 2 persen olahan lainnya.
 
Dari segi penjualan, komoditas TTC dengan produk fillet tuna beku dijual dengan kisaran harga Rp148.000 per kilogram. Disusul tuna sirip kuning dan tuna sirip biru grade sashimi utuh segar dengan kisaran harga Rp111.000 hingga Rp122.000 per kilogram, sementara ikan asap/kayu dipatok dengan kisaran harga Rp108.000 per kilogram dan tuna kaleng dengan harga jual Rp60.000 per kilogram.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023