Tanjungpinang (ANTARA) - Sektor budi daya perikanan laut di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sangat potensial. Komoditas perikanan ini memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga menarik untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam sekali panen.

Hal inilah yang mendorong terbentuknya Koperasi Marin Agri Sejahtera, yaitu koperasi binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sekaligus sebagai koperasi pelopor yang bergerak di bidang budi daya perikanan laut.

Koperasi tersebut dibentuk atas inisiasi seorang pengusaha keramba ikan, Imam Kadarisman, pada tahun 2018. Tujuannya, guna memajukan usaha budi daya perikanan laut Pulau Bintan yang secara geografis sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Diharapkan ke depan akan dapat  meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di kawasan pesisir.

Koperasi Marin Agri Sejahtera  berdasarkan Peraturan Menteri KKP Nomor 16 tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budi daya  saat ini mengelola Kampung Budi daya Keter Tengah, Kelurahan Tembeling, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. 

Meskipun tergolong masih baru, namun Kampung Budi daya Keter Tengah pada 2023 mampu meraih penghargaan dari KKP sebagai lima besar kampung budi daya ikan laut terbaik dari 210 kampung perikanan budi daya di Indonesia. Koperasi ini bahkan menjadi projek percontohan sebagai  pengelola kampung budi daya perikanan modern. Koperasi Marin Agri Sejahtera memiliki fondasi budi daya, pengembangan ekosistem, serta pangsa pasar yang jelas.

Kampung Budi daya Keter Tengah  diresmikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI, Haeru Rahayu, pada tanggal 2 April 2022. Kampung ini membudidayakan komoditas utama ikan bawal.   Peresmian juga ditandai dengan penyebaran 20 ribu ekor bibit ikan bawal dari KKP melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. 

Dipilihnya budi daya ikan bawal, karena tingkat ketahanan hidupnya lebih tinggi dibanding jenis ikan lainnya. Selain itu, proses budi dayanya juga lebih gampang. Budi daya dimulai dari bibit ikan bawal berukuran tiga sentimeter ditampung di bak pendederan selama sekitar 45 hari dengan kualitas air yang terjaga serta dijaga ketat selama 1x24 jam agar tidak mati.

Setelah bibit itu mencapai ukuran 7-10 sentimeter, kemudian ditebar ke dalam keramba yang berada di perairan laut. Selanjutnya tinggal merawat dan memberi pakan rutin, sambil menunggu masa panen selama lebih kurang enam bulan.

Sejak peresmian, Kampung Budi daya Keter Tengah telah mengalami masa panen perdana ikan bawal sekitar tujuh ton pada akhir tahun 2022. Hasil panen yang dipimpin langsung Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI, Haeru Rahayu didampingi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, Bupati Bintan, Robby Kurniawan tersebut dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri lokal di Batam.

Panen perdana menghasilkan Rp500 juta, dengan harga per kilogram sekitar Rp90 ribu. Keuntungan penjualannya dibagi 70 persen untuk masyarakat sekitar, dan 30 persen masuk ke kas koperasi.  Masyarakat yang dimaksud adalah kelompok pembudi daya. Jumlahnya ada delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh anggota. Mereka mengelola sebanyak 84 keramba ikan.


Mandiri

Koperasi Agri Marin Sejahtera mulai tahun depan berupaya mandiri tanpa tergantung dengan bantuan bibit dari BPBL Batam, termasuk membuat pabrik pakan ikan sendiri dengan memanfaatkan sagu atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau pohon sagu.

Formula itu sudah diuji coba. Ikan bawal yang diberi makan sagu tetap hidup. Dengan begitu, biaya pakan ikan bawal yang selama ini dipasok dari luar daerah (Pulau Jawa) ke depan akan jauh lebih murah.

Tidak hanya itu, pihak koperasi akan mengganti sebagian besar keramba ikan berbahan kayu di kampung budi daya dengan bahan pipa apung. Pasalnya, keramba ikan dari kayu rentan rusak saat musim angin utara.

Selain itu, koperasi juga sedang mengajukan pemanfaatan ruang laut seluas lima hektare guna meningkatkan kapasitas produksi ikan bawal ke KKP.

Untuk merealisasikan hal tersebut, koperasi membutuhkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik dari jajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta hingga dunia pendidikan.

Hal lainnya yang juga bisa dilakukan adalah mengakses pinjaman modal ke Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP.

Manajemen Koperasi Agri Marin Sejahtera sendiri juga telah mengupayakan pinjaman modal usaha sekitar Rp186 juta per orang untuk anggota koperasi yang jumlahnya sebanyak 124 orang. Pinjaman itulah yang akan dipakai untuk membiayai operasional budi daya ikan bawal.
Pemkab Bintan menerima penghargaan kampung budidaya perikanan terbaik tahun 2023 dari KKP RI. (Ogen)



Jajaran Koperasi Agri Marin Sejahtera optimistis hasil produksi Kampung Perikanan Budi daya Keter Tengah ke depan tak hanya mampu memenuhi permintaan lokal tapi juga ekspor ke luar negeri.

Untuk itu, koperasi merasa perlu untuk mengembangkan kegiatan budi daya pada skala industri yang lebih besar, dengan menggandeng mitra agar produk budi daya menjadi berkelanjutan.

Di antara mitra yang digandeng Koperasi Marin Agri Sejahtera adalah VCPlus Limited Singapura yang telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada 23 Mei 2023, terkait pengembangan sumber budi daya perikanan di Kabupaten Bintan.

VCPlus Limited akan menyediakan teknologi, akses marketplace kepada pasar global, menjamin keberlanjutan hasil produksi budi daya perikanan, akses pada modal kapital dan manajemen pengelolaan bisnis guna mendapatkan peningkatan ekonomi serta kesejahteraan anggota koperasi.

Di sisi lain, Koperasi Agri Marin Sejahtera harus berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan 20 ton ekspor ikan bawal secara kontinyu untuk pasar Singapura, Biaya investasi yang diperlukan untuk itu sekitar Rp20 miliar.

Sementara saat ini kapasitas produksi ikan bawal di Kampung Perikanan Budi daya Keter Tengah baru sekitar dua ton per bulan dengan biaya investasi sekitar Rp5 miliar.

Oleh karena itu, koperasi berusaha keras mencari akses permodalan guna meningkatkan kapasitas produksi perikanan budidaya laut. Dengan demikian,  cita-cita besar mewujudkan Bintan Fisheries Estate yang mampu melayani kebutuhan pasar baik lokal, regional maupun internasional akan dapat terwujud.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri, Said Sudrajat, berharap kerja sama tersebut menjadi pemantik dalam hal menggairahkan sektor budi daya perikanan, mengingat kondisi geografis Provinsi Kepri  sebagian besar lautan. 

Dengan begitu masyarakat tidak hanya mengandalkan perikanan tangkap, tapi juga dikombinasikan dengan budi daya perikanan.

Pembibitan hingga budi daya ikan harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Kemudian, menjamin produksi sesuai kualitas, kuantitas, rutinitas karena kebutuhan pasar dalam dan luar negeri harus sesuai permintaan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepri, Agustiawarman,  dan   Kepala Balai Perikanan Budi daya Laut (BPBL) Batam, Ikhsan, optimistis Kabupaten Bintan dapat melakukan pengembangan budi daya perikanan guna memenuhi permintaan ikan di pasar dalam negeri hingga luar negeri yang terus meningkat.

BPBL Batam siap mendampingi untuk pengembangan kampung budi daya ikan bawal di Kabupaten Bintan, khususnya dalam hal penyediaan bantuan benih dan teknologi. Sejak tahun 2022, BPBL Batam telah memberikan bantuan puluhan ribu benih ikan bawal bintang untuk kampung budi daya perikanan tersebut.
 
Budi daya perikanan laut di Pulau Bintan diyakini akan terus berkembang guna meningkatkan ekonomi masyarakat.  Pemerintah dan pemangku kepentingan terus berkolaborasi untuk meningkatkan akses permodalan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, hingga penguatan kelembagaan koperasi budi daya tersebut.
Penandatanganan MoU antara Koperasi Marin Agri Sejahtera dan VCPlus Limited Singapura, tanggal 23 Mei 2023, terkait pengembangan sumber budi daya perikanan di Kabupaten Bintan. (Ogen)


 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023