Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan hasil studi kolaboratif DFS Lab tentang penggunaan platform digital di perdesaan Indonesia mampu meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

“Jadi dari hasil rekomendasi, kita perlu cek, seberapa applicable di lapangan terutama di perdesaan. Kami harapkan dengan ada rekomendasi, ada piloting, kita bisa mengoptimalkan hasil pencarian untuk mempertajam kebijakan kita di inklusi keuangan,” kata Ferry di Jakarta, Selasa.

Ferry menilai bahwa kerjasama antara sektor publik dan swasta, serta pelibatan masyarakat perdesaan sebagai mitra utama memainkan peranan kunci untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan.

Adapun studi yang bertajuk 'Mata Pencaharian Melalui Platform di Perdesaan: Studi Mengenai Penggunaan Platform Digital di Perdesaan Indonesia (PLRS)' tersebut merupakan studi kolaboratif antara DFS Lab, RISE Indonesia dan Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Baca juga: Kemenko Perekonomian: RI sahkan 11 proyek kerja sama melalui BKCF

Baca juga: Kemenko Ekonomi: Hanya 10 persen masyarakat yang tergabung koperasi


Program penelitian yang didanai oleh The Bill & Melinda Gates Foundation itu mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan perdesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.

Dari kesimpulan hasil studi tersebut, Founder & Director RISE Indonesia Caroline Mangowal menekankan pentingnya platform yang menargetkan perdesaan Indonesia guna menunjukkan cara bagi pengusaha yang bergabung untuk memformalkan usahanya agar usaha mereka dapat terus tumbuh.

Platform yang membantu peserta meningkatkan pendapatan dan memformalkan usahanya dapat berperan dalam mendorong inklusi keuangan di perdesaan. Dengan memberdayakan perempuan perdesaan untuk mengembangkan usaha melalui platform, terutama dalam sektor social commerce dan e-commerce, kesenjangan gender dalam inklusi keuangan dapat diperkecil.

Kemudian, beberapa temuan dari studi itu di antaranya, pertama, meskipun menghadapi berbagai hambatan, perkembangan platform ekonomi bagi masyarakat perdesaan saat ini semakin pesat, sehingga dapat memberikan peluang mata pencaharian bagi masyarakat.

Kedua, mata pencaharian melalui platform sering kali menjadi sumber utama pendapatan di daerah perdesaan, dikarenakan platform ekonomi memberikan penghasilan yang lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan mata pencaharian tradisional.

Kemudian ketiga, platform e-commerce dan social commerce tak hanya memfasilitasi peralihan dari pekerjaan lain, tetapi juga menciptakan peluang mata pencaharian baru bagi individu perdesaan yang sebelumnya tidak pernah bekerja, terutama perempuan, pemuda, dan individu dengan tingkat pendidikan rendah.

Partisipasi dalam platform juga turut meningkatkan kemampuan daya tawar, harga, total penjualan, dan kemampuan untuk membandingkan harga.

Dan keempat, masyarakat yang bergabung dalam platform memiliki tingkat penggunaan rekening keuangan, tabungan, kredit, dan asuransi yang lebih tinggi. Penjual e-commerce dan social commerce cenderung lebih sering menggunakan dan menawarkan pembayaran digital, meskipun pasar perdesaan masih didominasi oleh pembayaran tunai.

“Temuan dari studi ini diharapkan dapat memberikan implikasi yang besar bagi para pengambil kebijakan, penyedia layanan, dan donor yang berupaya meningkatkan inklusi di periferi perdesaan ekosistem platform Indonesia," kata Indonesia Country Lead the Bill & Melinda Gates Foundation Brooke Patterson.*

Baca juga: Menko Airlangga beri arahan pemda antisipasi dampak El-Nino

Baca juga: Ganjar harapkan proyek pipa Cisem cepat rampung guna tarik investo

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023