Surabaya (ANTARA) -
Delegasi Asia-Afrika yang mengikuti pelatihan kerja sama Selatan-Selatan mengikuti studi di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya tentang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.  

"RSU Haji Surabaya dibangun atas tragedi yang terjadi di terowongan Mina, Saudi Arabia pada tahun 1993, dengan korban lebih dari 600 orang, dan saat ini kami ada di bawah naungan Pemprov Jawa Timur, serta sudah memiliki berbagai inovasi layanan, khususnya di bidang kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana (KB)," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSU Haji dr. Ananda Haris di Surabaya, Rabu.  
 
Program pelatihan kerja sama Selatan-Selatan dihadiri oleh perwakilan dari negara Nepal, Myanmar, Ethiopia, Malaysia, Filipina, dan Burundi, dengan 14 delegasi yang diberikan pelatihan selama enam hari penuh sejak Senin (24/7) hingga Jumat (28/7).  
 
Ananda menjelaskan, setiap minggu RS Haji mengadakan konseling pra kehamilan untuk para ibu dan memberikan pemahaman mengenai macam-macam KB, mulai dari KB suntik, pil, apa saja keuntungan dan kerugiannya, serta memberikan bimbingan rohani (binroh) bersama para tokoh agama.  

"Para ibu sebelumnya akan diberikan binroh, lalu setelah mendapatkan penjelasan tentang hukum-hukum Islam terkait KB, mereka akan diberi pilihan penjelasan tentang perbedaan dan manfaat masing-masing KB, lalu mereka akan kembali ke rumah untuk meminta persetujuan dari suami untuk tindakan medis selanjutnya," tutur dia.
 
Adapun RS Haji Surabaya memiliki 13 ruang pendaftaran pasien, dan saat ini pendaftaran sudah terintegrasi ke dalam sistem.

Terkait dengan layanan kesehatan keluarga, RS Haji juga sudah terintegrasi ke dalam aplikasi New Siga (Sistem Informasi Keluarga) milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Para delegasi Asia-Afrika yang tergabung dalam pelatihan kerja sama Selatan-Selatan berfoto bersama di aula RSU Haji Surabaya usai belajar seputar pelayanan di bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB) pada Rabu (26/7/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
 
Salah satu perwakilan Asosiasi Perempuan Muslim dari Negara Burundi, dr. Bugoma Suwadu memberikan testimoninya setelah berkeliling di RS Haji.
 
"Saya sangat terkesima dengan penerapan teknologi informasi di RS Haji ini, semua sudah terintegrasi mulai dari pendaftaran, pelayanan, hingga pengobatan, setelah pulang nanti, pembelajaran ini akan segera kami terapkan di Burundi," ucap Suwadu.
 
Ia juga memberikan tanggapan positif terkait pelayanan KB di RS Haji Surabaya.
 
"Kegiatan konseling di RS Haji Surabaya juga sudah baik, ada persetujuan kepada suami setelah mereka mendapatkan edukasi tentang KB, ini bisa menjadi contoh bagi negara lain," katanya.
 
Sedangkan salah satu perwakilan dari BKKBN Malaysia, Suszma Khairitzi bin Mamat mengatakan bahwa salah satu percontohan yang akan diterapkan di Malaysia adalah budaya berdoa sebelum beraktivitas yang selama ini telah diterapkan di RS Haji Surabaya.
 
"Selain sistemnya yang sudah terintegrasi dan sangat bagus, kalian juga berdoa sebelum melaksanakan aktivitas, ini yang perlu kami terapkan di negara kami, karena akan berpengaruh juga kepada pola pikir positif yang akan meningkatkan performa pelayanan para tenaga medis," ujar Suszma.
 
Pelatihan kerja sama Selatan-Selatan dilakukan atas kolaborasi antara BKKBN, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), dan United Nation Population Fund (UNFPA).
 
Kerja sama kali ini dipusatkan di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengingat kota ini berhasil menerapkan layanan KB kepada masyarakat dengan pendekatan dari para tokoh agama.

Baca juga: MUI sebut pendidikan pranikah bisa ditiru negara Asia-Afrika

Baca juga: Menkes: Pelayanan kesehatan harus melibatkan kerja sama berbagai pihak


Baca juga: Negara Asia Timur berkumpul di Yogyakarta bahas kerja sama hidrografi

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023