"Fretilin telah memilih, minta Alkatiri bertanggungjawab atas kemelut besar ini, mengenai pengorbanan, hukum dan demokrasi," kata Xanana.
Jenewa (ANTARA News) - Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan hari Kamis menyatakan pasukan tambahan penjaga perdamaian akan dikirim ke Timor Timur, dengan menyebut kekacauan politik lebih lanjut di negeri itu sebagai "kekecewaan besar bagi semua". Ia menyatakan itu sesudah Presiden Timor Timur Xanana Gusmao tampil di televisi dan mengancam mengundurkan diri. Dalam ketegangan dengan Perdana Menteri Mari Alkatiri, menurut laporan radio ABC Australia, Xanana menyatakan merasa malu atas kelakuan negara itu pada rakyatnya. Xanana telah meminta perdana menteri itu menyingkir akibat tuduhan bahwa mantan menteri membentuk perlawanan rakyat untuk menindas lawan politiknya di partai berkuasa Fretilin. Kekacauan dimulai bulan Maret, saat Alkatiri memecat 600 tentara dari kabupaten barat, yang mogok dengan alasan lebih lambat dipromosi jika dibandingkan dengan yang berasal dari timur. Annan mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa ia memerintahkan pengajian baru atas keadaan negara itu dan memperkirakan hasilnya berupa rencana penguatan pasukan di Timor Timur. "Saya pikir, kami memunyai masalah orang, kepemimpinan dan penanganan atas 600 tentara terpecat," katanya dikutip DPA. Annan menyatakan Timor Timur meminta sejumlah besar polisi untuk bertugas bersama balatentara antarbangsa dari Australia, Malaysia, Portugal dan Selandia Baru. Ia menambahkan bahwa kepastian penguatan pasukan itu akan tergantung pada temuan laporan tersebut dan keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Presiden Timor Timur Xanana Gusmao hari Kamis mengatakan akan mengajukan pengunduran diri pada parlemen, kecuali perdana menteri bertanggungjawab atas kemelut negara itu selama beberapa pekan terahir. Bekas pemimpin gerilyawan itu, yang karismatik dan terkenal, dipilih menjadi presiden pada 2002 dan pekan ini melalui surat meminta Perdana Menteri Mari Alkatiri mundur di tengah tuduhan memberikan persetujuan membunuh penentangnya. Namun, Alkatiri menolak mengalah dan partai Fretilin-nya --sayap politik gerakan pimpinan Xanana pada 24 tahun pemerintahan Indonesia-- bersatu dalam kekuasaannya hari Kamis. Xanana berpidato kepada bangsanya dengan disiarkan televisi dan radio selama hampir dua jam. "Fretilin telah memilih, minta Alkatiri bertanggungjawab atas kemelut besar ini, mengenai pengorbanan, hukum dan demokrasi," katanya. "Atau besok, saya akan mengirim surat kepada parlemen untuk memberi tahu mereka bahwa saya akan muncur dari jabatan presiden republik ini, karena saya malu atas semua hal buruk yang terjadi, atas nama negara hingga rakyatnya," katanya. Xanana menyatakan tidak memiliki keberanian memandang wajah orang. Kepada kantor berita Portugal LUSA, Alkatiri menyatakan tidak akan mundur dan bahwa Fretilin akan melakukan apa pun untuk mengawasi gerilyawannya, yang ingin menggerakkan unjukrasa mendukung pemerintah di Dili. Sebelumnya, dalam pidatonya, Xanana memerintahkan partai berkuasa itu memilih perdana menteri baru serta menyatakan Alkatiri tidak memiliki keabsahan. "Sebagai presiden, saya tidak menerima hasil Kongres Kedua Fretilin," katanya menunjuk pertemuan mereka bulan Mei, saat Alkatiri dipilih kembali sebagai sekretaris jenderal partai itu. "Saya memberi batas waktu sepekan kepada mereka untuk mengadakan kongres luar biasa guna memilih lagi presiden (partai) dan perdana menteri," katanya. Ia mengatakan, tiga pemimpin penting Fretilin, termasuk Alkatiri, tidak sah. Timor Timur terlibat kekerasan bulan lalu ketika tentara dan polisi bertempur di antara mereka dan jalanan ibukota Dili diguncang perang kelompok. Duapuluh satu orang tewas, 145.000 warga lari dari rumah mereka. Alkatiri berkumpul dengan anggota utama patainya hari Kamis. Partai itu kemudian menyatakan dalam pernyataan resminya bahwa partai menolak "segala macam pengusutan terhadap pemimpinnya".(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006