Ada kemungkinan kenaikan (lain kali). Ada kemungkinan jeda. Ini mungkin yang menentukan
Singapura (ANTARA) - Yen menguat di awal sesi Asia pada Jumat pagi, karena spekulasi meningkat bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) dapat mengubah kebijakan kontrol kurva imbal hasil di kemudian hari, sementara dolar mempertahankan kenaikan semalam setelah data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan.

BoJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga sangat rendah pada Jumat nanti, tetapi investor mengincar kemungkinan membuat perubahan kecil untuk memperpanjang umur kebijakan pengendalian imbal hasilnya.

Surat kabar Nikkei melaporkan bank sentral akan mempertahankan batas 0,5 persen untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun, tetapi membahas kemungkinan kenaikan suku bunga jangka panjang di atas level tersebut pada tingkat tertentu.

Yen Jepang menguat 0,55 persen menjadi 138,72 per dolar sebelum kehilangan tenaga untuk diperdagangkan di 139,37 pada Jumat. Mata uang Jepang itu naik sekitar 2,0 terhadap dolar minggu ini.

"Laporan Nikkei benar-benar muncul tiba-tiba," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, mencatat bahwa karena penjualan tajam dalam dolar/yen, pengumuman dari BoJ kemungkinan tidak akan membebani pasangan mata uang lebih lanjut.

"Saya pikir pasar juga akan memperhatikan dengan seksama apa alasannya," katanya. "Ini mungkin tentang meningkatkan fungsi pasar obligasi seperti langkah sebelumnya pada Desember."

BoJ Desember lalu mengejutkan pasar dengan memperluas rentang imbal hasil dan membiarkan imbal hasil 10 tahun naik hingga 0,5 persen.

Keputusan BoJ akan menutup minggu yang sibuk bagi bank-bank sentral global. Cerita sejauh ini adalah tentang pembuat kebijakan yang berpegang teguh pada ekspektasi dengan Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa yang masing-masing menaikkan 25 basis poin minggu ini.

Namun, ECB meningkatkan kemungkinan jeda pada September karena tekanan inflasi menunjukkan tanda-tanda pelonggaran tentatif dan kekhawatiran resesi meningkat.

"Ada kemungkinan kenaikan (lain kali). Ada kemungkinan jeda. Ini mungkin yang menentukan," kata Presiden ECB Christine Lagarde pada Kamis (27/7/2023), dikutip dari Reuters.

Komentar dari Lagarde mengirim euro 1,0 persen lebih rendah pada Kamis (27/7/2023). Mata uang tunggal sedikit berubah pada 1,09775 dolar pada Jumat di jam Asia.

Pada Rabu (26/7/2023), Fed membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi Ketua Fed Jerome Powell memberikan sedikit petunjuk tentang pertemuan September.

"Kedua bank sentral telah mempertahankan bias hawkish, tetapi Fed tampaknya akan menaikkan lagi sementara data memberi tahu kita bahwa ECB mungkin sudah selesai," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank.

Data semalam menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh The Fed, dengan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua karena ketahanan pasar tenaga kerja menopang belanja konsumen, sementara bisnis meningkatkan investasi dalam peralatan.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 7.000 ke penyesuaian musiman 221.000 untuk pekan yang berakhir 22 Juli, level terendah sejak Februari. Para akonom memperkirakan 235.000 klaim.

Terhadap sekeranjang mata uang, dolar menguat 0,059 persen pada 101,74, setelah naik 0,66 persen semalam.

Dolar Australia turun 0,12 persen menjadi 0,670 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,23 persen menjadi 0,617 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS menguat didukung data PDB yang lebih kuat
Baca juga: Analis: Rupiah menguat karena sentimen "risk on" setelah rapat FOMC
Baca juga: Dolar jatuh di Asia, siklus kenaikan bunga Fed diperkirakan berakhir

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023