Hal ini perlu solusi lagi oleh Kemenpora dan semua pemangku kepentingan yang memiliki visi yang sama untuk memajukan sepak bola Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR Jefri Riwu Kore berpendapat bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo harus `turun tangan` mengatasi masalah-masalah yang muncul pascaKongres Luar Biasa (KLB) PSSI, termasuk masalah stuktur Badan Tim Nasional (BTN).

"Saya pikir Menpora Roy Suryo harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang muncul pasca KLB PSSI, salah satunya persoalan stuktur BTN, yang menurut informasi, belum ada, tetapi sudah ada yang mengangkat diri menjadi wakil sehingga secara mendadak mengganti pelatih yang ditetapkan BTN," kata Jefri saat ditemui di Gedung Nusantara I di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, persoalan dalam struktur Badan Tim Nasional (BTN) yang diketuai oleh Irsan Noor itu `terlihat` ketika wakil ketua BTN tiba-tiba mengganti pelatih Tim Nasional Luis Manuel Blanco dengan Rahmad Darmawan.

"Ketua BTN telah menentukan Blanco sebagai pelatih, tetapi pada saat Irsan tidak ada, orang lain bisa mengganti pelatih secara gampang. Kejadian ini memberi kesan BTN tidak mempunyai legitimasi struktur kepengurusan," katanya.

Meskipun demikian, Jefri menilai kasus itu tidak sebesar kasus dalam `tubuh` PSSI, dan dia meyakini Menpora Roy Suryo akan mampu menyelesaikan masalah tersebut.

"Hal ini perlu solusi lagi oleh Kemenpora dan semua pemangku kepentingan yang memiliki visi yang sama untuk memajukan sepak bola Indonesia," ujarnya.

Menilik salah satu keberhasilan Roy Suryo dalam memfasilitasi KLB PSSI, Jefri berpendapat, Menpora dapat bertindak lebih tegas menghadapi persoalan struktur kepengurusan BTN itu.

Pada kesempatan itu, dia mengapresiasi upaya Menpora dalam mengadakan KLB PSSI yang berhasil menyatukan dua kubu, tetapi dia juga menilai keberhasilan itu belum 100 persen karena masih ada "kerikil-kerikil tajam" yang dapat mengganggu keutuhan dan persatuan sepak bola di Indonesia di masa depan.

"Sebagai wakil rakyat saya melihat Menpora ini tidak `neko-neko`, yang dilihat aturannya saja sehingga semua pada koridor yang benar," ujarnya.

Dia berharap semua pihak dapat bersatu hati dan mempunyai kemauan untuk memajukan persepakbolaan nasional.

Dia menekankan agar PSSI menyadari bahwa masyarakat umum tidak melihat kelompok-kelompok tertentu dalam dunia sepak bola nasional karena yang dilihat adalah prestasi sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

"Masyarakat tidak peduli siapa pelatihnya atau pemainnya dari kelompok mana, yang penting adalah hasilnya. Yang dilihat adalah kemenangan dan prestasi maka antusiasisme masyarakat harus dijawab dengan sikap tegas PSSI menyelesaikan masalah internal yang dihadapi sehingga tidak menjadi batu sandungan di kemudian hari," katanya.

"Dengan terbentuknya tim PSSI yang solid dan kuat maka pada gilirannya akan menorehkan kemenangan dan prestasi yang dibanggakan," ujar Jefri menambahkan.

(Y012/R010)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013