Di tengah 'tsunami' informasi yang begitu deras, kita perlu waspada dan makin bijak dalam menyaring informasi guna menghindari hoaks dan kejahatan digital
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur berupaya untuk meningkatkan literasi digital bagi warga di wilayah tersebut, menyambut era society 5.0 atau konsep di mana kehidupan manusia dipermudah dengan adanya teknologi.

Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat mengatakan salah satu hal yang menjadi ciri era society 5.0 adalah tentang bagaimana manusia itu bijak dan cerdas dalam menyaring informasi yang tersedia akibat perkembangan teknologi.

"Di tengah 'tsunami' informasi yang begitu deras, kita perlu waspada dan makin bijak dalam menyaring informasi guna menghindari hoaks dan kejahatan digital," kata Sutiaji.

Dalam kesempatan itu, Sutiaji membuka Workshop Literasi Digital dengan mengusung tema "Solusi Menghadapi Era Society 5.0" yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.

Baca juga: Koperasi, warisan budaya dan transformasinya menuju era Society 5.0

Sutiaji menjelaskan, penguatan literasi bukan hanya tugas dinas komunikasi dan informatika saja, namun juga menjadi kewajiban berbagai pihak untuk turut mengedukasi lingkungan dan keluarga terdekat.

Menurutnya, menyaring informasi sebelum membagikannya, juga menjadi poin utama yang perlu ditekankan kepada seluruh generasi muda. Diharapkan masyarakat semakin selektif dalam membagikan informasi khususnya jika pesan tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.

"Mengoptimalkan ruang digital sebagai ruang untuk membuka kesempatan mengembangkan diri, pengetahuan dan usaha sebagai bentuk aplikasi positif harus terus dilakukan," katanya.

Sebagai informasi, era society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan umat manusia menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti Artificial intelligent (AI) dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia.

Baca juga: Polri presisi, mengabdi di tengah tantangan police 4.0 dan society 5.0

Konsep society 5.0 sejatinya tidak berbeda jauh dengan konsep sebelumnya, yakni society 4.0. Perbedaannya terletak pada konteks yang menjadi fokus, di mana society 4.0 fokus pada konteks pengembangan teknologi, sedangkan society 5.0 lebih fokus pada konteks manusia.

"Dalam menghadapi era society 5.0, penting untuk membudayakan literasi digital," katanya.

Pada 2018, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital.

Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada tahun yang sama menyebutkan literasi digital terdiri atas tiga elemen, yaitu pengetahuan, kompetensi, dan lokus personal.

Pengetahuan dan kompetensi artinya individu diharapkan memahami dan mengimplementasikan konsep literasi digital, sedangkan lokus personal artinya kebutuhan literasi digital individu satu dan lainnya bisa saja berbeda.

Namun salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah masih adanya kesenjangan atas akses informasi melalui teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan, berusia lanjut, dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Menko Airlangga dorong penciptaan talenta digital hadapi society 5.0

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023