Sinjai, Sulsel (ANTARA News) - Minimnya ketersediaan air bersih di Sinjai, Sulsel, pasca banjir, memaksa warga setempat menggunakan air mineral kemasan untuk keperluan memasak dan minum, sementara air untuk mandi dan cuci yang layak masih sulit didapat. Dari pantauan ANTARA di Sinjai, Jumat, kesulitan utama yang dihadapi warga Kota Sinjai saat ini adalah kelangkaan air bersih sebab sudah empat hari ini, PDAM sama sekali tidak bisa mensuplai karena seluruh instalasinya rusak. Relatif cukupnya suplai air mineral ke daerah bencana di Sinjai yang berpenduduk 200 ribu jiwa itu sangat membantu para korban karena sampai saat ini belum terjadi lonjakan harga. Menurut Budiman, Kabag Humas Pemkab Sinjai, khusus untuk para pengungsi, suplai air minum cukup lancar, karena bantuan dari berbagai pihak terus mengalir. "Kalau air untuk mandi dan cuci, ya itu memang masalah dan semua warga di sini mengeluhkannya," ujar Budiman seraya menambahkan, untuk cuci dan mandi ini, warga menggunakan air hujan, namun hujan juga sudah sangat kurang. Sementara instalasi PDAM pengolahan air dan perpipaan, menurut Buniman, kerusakannya memang cukup parah, dan untuk membangunnya kembali dibutuhkan dana sekitar Rp15 miliar. Wartawan ANTARA melaporkan, antrian puluhan orang terjadi di sebuah sumur tua di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara. Mereka rela bergiliran mengambil air untuk mandi di satu-satunya sumur di kelurahan itu yang tidak terendam banjir. Sedangkan dr Nurbaya, relawan dari Badan Kontak Majelis Taklim Sinjai mengatakan, kondisi para pengungsi kini mulai banyak yang terserang diare dan demam sehingga membutuhkan tambahan tenaga medis dan obat-obatan untuk melayani mereka.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006