Saat itu, dengan tiga anak, hanya sekitar satu ekor yang dapat dibesarkan
Beijing (ANTARA) - China capai progres penting dalam perlindungan harimau siberia

Feng Limin, seorang pakar harimau, mengatakan bahwa sebelum pendirian Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul Timur Laut, level kepadatan rantai makanan di hutan itu relatif rendah, sehingga sulit bagi induk harimau untuk membesarkan semua anaknya.

"Saat itu, dengan tiga anak, hanya sekitar satu ekor yang dapat dibesarkan," kata Feng.

Tanggal 29 Juli diperingati sebagai Hari Harimau Sedunia. Pada 2010, 13 negara Tiger-Range Countries (negara-negara yang di dalam wilayahnya harimau masih bebas berkeliaran) berkomitmen untuk menggandakan populasi harimau liar di dunia pada 2022.

China telah bergerak lebih cepat dari yang direncanakan dalam hal upaya melindungi harimau siberia.

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengintensifkan upaya untuk melindungi macan tutul dan harimau siberia, menyediakan lahan seluas 14.100 kilometer persegi untuk membangun kembali habitat mereka.

Taman nasional tersebut menerapkan serangkaian langkah guna melindungi satwa liar, seperti meniadakan aktivitas manusia di area inti, membangun koridor migrasi harimau dan macan tutul, serta merestorasi vegetasi hutan.

"Sejak pendirian Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul Timur Laut, kami telah menjalankan 60.000 lebih patroli yang mencakup total jarak 300.000 kilometer. Tingkat penemuan perangkap perburuan di taman ini turun 98 persen," kata Kong Wei Yao, seorang ahli dari Biro Pengelolaan Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul Timur Laut.

Data terbaru menunjukkan bahwa populasi harimau siberia liar di Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul China Timur Laut telah melebihi 50 ekor, sedangkan pada 2017 jumlahnya hanya 27 ekor. Sementara itu, jumlah macan tutul Amur di taman tersebut telah meningkat dari 42 ekor menjadi lebih dari 60 ekor.

Kedua spesies itu sama-sama sedang berada dalam puncak periode pembiakan dan mengalami pertumbuhan populasi yang pesat. Terdapat tren ekspansi dan migrasi internal yang kuat, dengan sedikitnya 50 persen lebih anak harimau Timur Laut bertahan hidup hingga dewasa.

Saat ini, lebih dari 10 ribu warga masih tinggal di area Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul Timur Laut.

Cagar alam tersebut aktif mengeksplorasi transformasi sosial, perombakan personel, dan pembangunan berkelanjutan. Lebih dari 10 ribu posisi kesejahteraan publik telah direncanakan, memungkinkan warga untuk beralih ke bidang pengelolaan hutan, pemantauan sumber daya, dan bidang pekerjaan lainnya.

Melalui ekowisata, pengoperasian berlisensi, dan industri tersier, sejumlah upaya tengah dilakukan untuk mengubah pendekatan tradisional warga setempat, yaitu "mengandalkan gunung untuk penghidupan."
 
   "Setelah menjalani pelatihan profesional, saya telah mempelajari banyak keterampilan untuk menyingkirkan perangkap, dan saya menikmati tugas untuk melindungi satwa liar ini, yang juga memberikan penghasilan tambahan," tutur Yu


Selain itu, sistem pemantauan waktu nyata tidak hanya membantu penelitian ilmiah, tetapi juga memantau persimpangan utama di dalam taman nasional sepanjang waktu. Ketika hewan liar terdeteksi saat mendekati desa atau lahan pertanian, para staf segera memberi tahu penduduk setempat untuk menghindari area berbahaya.

Lebih lanjut, kompensasi kerugian yang disebabkan oleh satwa liar ditingkatkan secara bertahap. Selain menyusun langkah-langkah mengenai hal ini, Taman Nasional Harimau dan Macan Tutul Timur Laut juga mengeksplorasi mekanisme asuransi komersial, yang membuat warga setempat lebih tenang.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023