Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara meminta pelaksanaan proyek strategis nasional  Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di Kabupaten Malinau berjalan sesuai prosedur serta memperhatikan aspek lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial.

“Jika itu dilaksanakan, akan menjadikan Kalimantan Utara sebagai pusat energi terbarukan yang terbesar di Indonesia dan memberi manfaat besar dan berkelanjutan bagi masyarakat luas,” kata Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, Senin.

Pemprov Kaltara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta perusahaan pelaksana proyek strategis nasional PLTA Mentarang Induk melaksanakan konsultasi publik awal analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) kegiatan pembangunan dan pengoperasian jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV dari PLTA Mentarang Induk 1.357 MW di Kabupaten Malinau ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.

Sistem jaringan transmisi listrik ini merupakan bagian dari PLTA Mentarang Induk sebagai pengembangan energi hijau di Indonesia. Proyek ini akan dibangun sepanjang kurang lebih 230 kilometer melintasi tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Bulungan dalam rangka menyuplai energi terbarukan ke PSN Kawasan Industri Hijau indonesia (KIHI) yang sedang dikembangkan di Tanah Kuning, Bulungan.

“Semoga dengan kegiatan ini kita mendapatkan saran, pendapat, dan tanggapan seluruh pihak terhadap rencana penyusunan Amdal, sehingga sesuai dengan PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” tutur Zainal.

Gubernur Kaltara mengatakan masyarakat dan Pemerintah Daerah patut bersyukur karena pembangunan PLTA Mentarang Induk juga didukung oleh Presiden RI Joko Widodo yang mendorong Pemerintah Daerah untuk mempercepat pembangunannya.

“Saya juga harap masyarakat Kalimantan Utara ikut mendukung program ini, sebab, KIPI membutuhkan pasokan energi yang cukup besar untuk bisa beroperasi,” tuturnya.

Adapun direktur perusahaan yang menggarap proyek PSN PLTA Mentarang Induk, Nur Pamudji mengatakan Pembangunan PLTA Mentarang Induk di Malinau hingga saat ini berjalan dengan baik.

Sedangkan proyek sistem jaringan transmisi listriknya, persiapan sudah dimulai sejak 2020 dan saat ini sedang tahap persiapan teknis yang komprehensif agar dapat dimulai pada 2026 dan selesai pada 2029 bersamaan dengan pengoperasian PLTA.

“Sesuai PP 22 Tahun 2021, pembangunan menara SUTET 500 KV dan GITET membutuhkan persetujuan lingkungan dan AMDAL oleh Kementerian LHK dalam rangka mendapatkan perizinan berusaha.

“Terkait penyusunan Amdal tersebut kami melibatkan masyarakat sekitar jalur transmisi yang diusulkan untuk mendapatkan saran tanggapan dan pendapat bagi perumusan pengelolaan dampak lingkungan atas pembangunan proyek,” tutur dia.

Sebelumnya, pada 1 Maret 2023, Presiden RI Joko Widodo secara resmi melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk PT. Kayan Hydropower Nusantara, di Malinau, Kalimantan Utara. 
 

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023