Naiknya anggaran pertahanan China tidak berarti bahwa negara kami akan menjadi lebih agresif dan lebih asertif.
Jakarta (ANTARA News) - China kembali menegaskan posisinya untuk tidak menerapkan kebijakan agresif terhadap negara lain meskipun anggaran militer negara tirai bambu itu selalu naik dengan prosentase dua digit dalam 10 tahun terakhir.

"Naiknya anggaran pertahanan China tidak berarti bahwa negara kami akan menjadi lebih agresif dan lebih asertif. Lebih dari itu, China akan mempertahankan perdamaian dunia karena itulah syarat bagi tercapainya kesejahteraan bersama," kata Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jianchao kepada ANTARA News, di Jakarta, Jumat.

Pada 2013 ini, anggaran pertahanan di China naik 10,7 persen menjadi sekitar 114 juta dolar AS, sementara Amerika Serikat sebagai negara kuat dunia yang lain justru harus memotong belanja militernya sebanyak 480 juta dolar AS selama 10 tahun ke depan.

China dalam keterangan Liu juga selalu transparan dalam tujuan penggunaan anggaran militer yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan keamanan dalam negeri dan kawasan. Menurut dia, negara lain harus melihat tujuan belanja pertahanan tersebut dibanding hanya berfokus pada jumlahnya.

Liu menjelaskan, tidak ada keuntungan yang akan didapatkan China dengan menerapkan kebijakan agresif kepada negara lain karena hal itu akan menciptakan konflik bersenjata yang memunculkan konsekuensi buruk pada perekonomian yang sedang tumbuh.

"China membutuhkan perdamaian karena konflik militer akan membawa kerusakan pada kemanusiaan, ekonomi dan menghambat perbaikan standar hidup," kata Liu.

Namun di sisi lain. Liu juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan kekuatan dunia seiring dengan dimulainya era multipolar di mana kekuatan dunia tidak lagi terkonsentrasi pada satu negara melainkan tersebar ke beberapa negara.

Ia menyebut secara khusus kunjungan pertama Presiden China Xi Jinping ke Rusia pada pekan lalu akan membantu terciptanya keseimbangan kekuatan dan pada akhirnya menciptakan tatanan dunia yang damai.


Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013