Indeks Komposit Shanghai juga berakhir menguat 0,46 persen dan membukukan kenaikan bulanan 1,45 persen.
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia mencoba mengakhiri Juli ini dengan catatan kuat pada Senin, dalam pekan yang dipenuhi dengan rilis data ekonomi utama, pertemuan bank sentral dan pembaruan pendapatan dari mega caps Amazon dan Apple, meskipun imbal hasil obligasi Jepang yang meningkat menjadi sebuah risiko.

Survei China beragam dengan aktivitas pabrik sedikit di bawah perkiraan tetapi jasa-jasa mengecewakan, meskipun keduanya hanya memperkuat taruhan bahwa Beijing harus bertindak di beberapa titik.

Dewan Negara China pada Senin mengeluarkan langkah-langkah untuk memulihkan dan memperluas konsumsi di sektor mobil, real estat dan jasa-jasa, meskipun ini masih jauh dari belanja fiskal besar-besaran yang diperkirakan pasar.

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 tampak tidak terganggu dengan ditutup bertambah 0,55 persen membawa kenaikan untuk Juli menjadi 3,13 persen. Indeks Komposit Shanghai juga berakhir menguat 0,46 persen dan membukukan kenaikan bulanan 1,45 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,5 persen, setelah naik 5,2 persen sejauh bulan ini untuk mencapai level tertinggi lima bulan.

Baca juga: Saham Asia perpanjang kenaikan, waspadai imbal hasil Jepang

Baca juga: Saham Asia di tertinggi 5 bulan dipicu harapan kenaikan Fed berakhir
Dorongan awal untuk saham positif menyusul data AS pada Jumat (28/7/2023) yang menunjukkan pelonggaran biaya upah dan inflasi inti, memicu harapan bahwa Federal Reserve telah selesai melakukan pengetatan.

"Data mengejutkan meningkatkan kepercayaan bahwa inflasi inti global - misalnya China - akan turun tajam dan mengatur jeda kebijakan bank-bank sentral pasar maju dan pelonggaran pasar negara berkembang sekalipun pertumbuhan tetap kuat," kata Bruce Kasman, kepala penelitian ekonomi di JPMorgan.

Angka-angka yang akan dirilis minggu ini termasuk survei ISM AS untuk sektor manufaktur dan jasa-jasa, laporan penggajian Juli, dan inflasi Eropa.

Bank Sentral Inggris secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya seperempat poin, tetapi pasar lebih terpecah atas apakah Bank Sentral Australia akan menaikkan suku bunga atau tetap bertahan.

Hampir 30 persen dari hasil laporan keuangan S&P 500 minggu lalu dan, sejauh ini, pendapatannya cukup baik untuk melihat indeks memperpanjang kenaikannya menjadi 10 persen sejak awal Juni.

S&P 500 berjangka turun 0,1 persen pada Senin, tetapi indeks masih naik 2,9 persen untuk Juli, sementara Nasdaq berjangka turun 0,2 persen. EUROSTOXX 50 berjangka dan FTSE berjangka keduanya turun 0,4 persen.

Apple Inc dan Amazon.com keduanya akan melaporkan pendapatan pada Kamis (3/7/2023), sementara nama-nama terkenal lainnya yang akan melaporkan hasil pendapatan termasuk Western Digital Corp, Caterpillar Inc, Starbucks Corp, dan Advanced Micro Devices.

Nikkei Jepang berakhir naik 1,26 persen untuk mengambil kembali level 33.000 dan mendorong lebih dekat ke puncak tiga dekade baru-baru ini.

Investor masih mempertimbangkan implikasi dari keputusan mengejutkan Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Jumat (28/7/2023) untuk mencabut pembatasan imbal hasil obligasi, selangkah lagi dari kebijakan ultra-longgarnya.

Analis di BofA memperkirakan pembelian obligasi BoJ menambahkan 1,3 triliun dolar AS ke likuiditas global dalam 18 bulan terakhir dan memberikan dasar yang rendah untuk suku bunga global, sehingga setiap kenaikan berkelanjutan dalam imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dapat mempengaruhi pasar obligasi lainnya.

Imbal hasil obligasi Jepang 10-tahun naik lebih jauh menjadi 0,6 persen pada Senin, dan menuju batas baru 1,0 persen. Itu juga memberi tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS, di mana imbal hasil 10-tahun naik 3 basis poin menjadi 3,99 persen.

Baca juga: Saham Asia dibuka menguat setelah kenaikan Fed seperti yang diharapkan

Baca juga: Saham Asia tergelincir, pasar tunggu putusan Fed, perhatikan China

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023