Pemberian paket pangan untuk pemulihan gizi baduta bentuk komitmen pemerintah dalam penanggulangan stunting
Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu mengintervensi 144 bayi berusia di bawah dua tahun (baduta) yang mengalami stunting atau tengkes di Ibu Kota Provinsi Sulawesi melalui pemberian pekat bantuan pemenuhan gizi.
 
"Pemberian paket pangan untuk pemulihan gizi baduta bentuk komitmen pemerintah dalam penanggulangan stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Rochmat Jasin di Palu, Senin.
 
Ia menjelaskan, isi paket bantuan pangan pemenuhan gizi terdiri dari susu, vitamin, telur ayam, daging ayam beras fortivit atau jenis beras khusus kaya akan nutrisi karena mengandung vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc.
 
Pemenuhan gizi baduta dilakukan selama tiga bulan, dan intervensi kali ini merupakan tahap kedua. Sebelumnya di tahap satu Pemkot Palu mengintervensi 146 baduta di sejumlah kelurahan.

Baca juga: Legislator minta pemprov optimalkan KAJ untuk tangani stunting
 
"Intervensi kami lakukan pada tahap satu, dari 146 anak yang terkena stunting, sebanyak 144 di antaranya tinggi badannya meningkat dan gizinya pun terperbaiki, mereka dinyatakan terlepas dari stunting," papar Rochmat.
 
Ia mengemukakan, program ini dilaksanakan secara kolaboratif antara pemerintah kelurahan, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP-PKK), kader posyandu, termasuk bhabinsa dan bhabinkamtibmas serta pemangku kepentingan lainnya.
 
Menurut dia,  anak yang dinyatakan telah terbebas dari stunting tetap dilakukan pemantauan oleh tim kesehatan melalui puskesmas di wilayah masing-masing.
 
Pemantauan dilakukan secara berkala mulai dari per pekan, per bulan hingga per tiga bulan, ini dimaksudkan guna melihat peningkatan pertumbuhan anak, supaya mereka yang dinyatakan terbebas dari stunting tidak lagi terkena gangguan gizi kronis dan yang terkena stunting bisa secepatnya pulih.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Penurunan stunting perlu pemahaman masyarakat
 
"Baduta yang terkena stunting dilakukan pemeriksaan gizi dan pengukuran tinggi badan. Pada pemantauan lapangan, tim kesehatan puskesmas juga memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.
 
Selain baduta, katanya, Dinkes Palu juga mengintervensi pemenuhan gizi terhadap ibu hamil terkena anemia atau hemoglobin rendah.
 
Karena, ibu hamil dengan hemoglobin  rendah sangat berpotensi melahirkan bayi dengan gangguan gizi, karena saat masa kehamilan nutrisi bayi dalam kandungan tidak terpenuhi dipengaruhi hemoglobin  rendah.
 
"Bentuk intervensi dilakukan terhadap ibu hamil dengan usia kandungan enam bulan sebelum persalinan melalui pemberian vitamin, tablet tambah darah, susu, telur ayam, daging ayam beras jenis fortivit supaya asupan gizinya terpenuhi," tutur Rochmat.

Baca juga: KPAI paparkan penerapan percepatan penurunan stunting di 26 daerah

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023