Ain Sokhna (ANTARA) - Sebuah konsorsium internasional telah memulai pembangunan terminal peti kemas baru di Pelabuhan Ain Sokhna di Laut Merah di Mesir timur laut.

Dalam sebuah upacara di pelabuhan itu pada Sabtu (29/7), Menteri Transportasi Mesir Kamel el-Wazir menggelar upacara penyerahan terminal tersebut kepada perwakilan konsorsium yang terdiri dari Hutchison Ports dari China, satu investor, pengembang, dan operator pelabuhan terkemuka, COSCO Shipping dari China, dan perusahaan pelayaran Prancis CMA CGM.
 
   Proses tersebut merupakan bagian dari dua perjanjian yang ditandatangani pada pertengahan Maret lalu oleh Mesir dan konsorsium itu untuk pengembangan dan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Ain Sokhna di Provinsi Suez dan Pelabuhan Dekheila di Provinsi Alexandria, sebelah utara Mesir.  


Proses tersebut merupakan bagian dari dua perjanjian yang ditandatangani pada pertengahan Maret lalu oleh Mesir dan konsorsium itu untuk pengembangan dan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Ain Sokhna di Provinsi Suez dan Pelabuhan Dekheila di Provinsi Alexandria, sebelah utara Mesir.   

Pendapatan langsung yang diperkirakan dari kedua proyek tersebut akan mencapai sekitar 5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.083) selama periode kontrak 30 tahun, kata sang menteri, seraya menambahkan bahwa pengembangan terminal-terminal tersebut akan membantu membangun sebuah koridor logistik yang menghubungkan Laut Merah dan Mediterania untuk melayani perdagangan global antara Timur dan Barat.

"Setelah dibangun, terminal di Pelabuhan Ain Sokhna akan menjadi terminal peti kemas terbesar di Mesir, dengan panjang 2.600 meter, total luas 1,6 juta meter persegi, dan kapasitas 3,5 juta TEU (twenty-foot equivalent unit)," ujar el-Wazir dalam acara tersebut.

Dia menambahkan bahwa terminal itu nantinya dapat menerima kedatangan kapal-kapal raksasa dengan panjang 400 meter.
 
   Pendapatan langsung yang diperkirakan dari kedua proyek tersebut akan mencapai sekitar 5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.083) selama periode kontrak 30 tahun, kata sang menteri, seraya menambahkan bahwa pengembangan terminal-terminal tersebut akan membantu membangun sebuah koridor logistik yang menghubungkan Laut Merah dan Mediterania untuk melayani perdagangan global antara Timur dan Barat


Dia menambahkan bahwa koridor itu akan menghasilkan lebih dari 2.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung, serta menjadikan Mesir sebagai pusat perdagangan dan logistik global.

Sementara itu, King Shan Chung, perwakilan Hutchison Ports di Mesir, mengatakan Mesir memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar di tahun-tahun mendatang, yang mendorong perusahaan tersebut untuk berinvestasi di negara Afrika Utara itu.

Dengan pesisir utara yang berbatasan dengan Laut Mediterania dan pesisir timur yang berbatasan dengan Laut Merah, Mesir memiliki lokasi yang sangat strategis di Afrika, ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perusahaan tersebut tengah menjajaki peluang untuk berinvestasi di lokasi-lokasi strategis lainnya di negara itu.

Mesir berencana untuk menjadi salah satu pusat transportasi dan logistik global melalui sebuah rencana 10 tahun, yang dimulai pada 2014 hingga 2024, untuk memodernisasi infrastruktur transportasi dan komunikasinya, yang meliputi pengembangan jalan, jembatan, jalur kereta, terowongan, traksi listrik, transportasi laut, pelabuhan darat, serta logistik.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023