... sambil memegang keris, pecalang berbaur dengan polisi dan petugas keamanan lain... "
Sanur, Bali (ANTARA News) - Ada satu "unsur setempat" yang lumayan penting namun agak luput dari pantauan di tengah penyelenggaraan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat, di Sanur, Bali. Mereka adalah pecalang, petugas keamanan desa adat alias desa pekraman).

Mengenakan busana adat Bali kombinasi warna hitam dan kain pelekat bawah kotak-kotak mirip motif papan catur, sambil memegang keris, pecalang berbaur dengan polisi dan petugas keamanan lain yang menjaga ekstra ketat lokasi di Inna Grand Bali Beach, di Pantai Sanur, Bali, 30-31 Maret 2013.

Hotel itu hotel lama, beroperasi penuh pada 1966, kini bagian dari anak perusahaan Garuda Indonesia dan pernah menjadi salah satu favorit Presiden Soekarno. Hotel itu jadi saksi perjalanan, kesuksesan, sekaligus kemandegan industri pariwisata Bali.

"Keterlibatan pecalang dalam mengamankan kegiatan bertaraf lokal, nasional dan internasional selama ini sudah sering dilakukan, dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sukses dan lancar," tutur Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Bali, Made Mudarta.

Pecalang yang dilibatkan dalam pengamanan kali ini khusus dari Desa Adat Sanur dibantu dengan Satgas Rajawali, selain sekitar 1.000 personil dari kepolisian daerah Bali.

Khusus tenaga pecalang yang penempatannya dilakukan secara tersebar mulai dari pintu masuk ke Inna Grand Bali Beach hingga menjaga objek-objek acara penting lainnya.

"Untuk pengamanan di ring satu, dua, dan tiga, koordinasi sudah berjalan baik. Sedangkan sterilisasi tempat akan dimulai beberapa saat menjelang kegiatan berlangsung yang dimulai pukul 14.00 waktu setempat," tutur Mudarta.
Oleh sebab itu pelaksanaan KLB Partai Demokrat di Pulau Dewata dirancang bernuansa khas Bali, yakni semua kader atau peserta akan dibagikan udeng atau ikat kepala yang biasa digunakan pria Bali dalam mengikuti kegiatan ritual agama maupun adat.

"Kongres akan bersuasana khas Pulau Dewata. Kami akan bagikan udeng yang mencerminkan filosofis Bali dengan kepala diikatkan dan disatukan, berarti penyatuan untuk kepentingan masyarakat," jelas Made Mudarta. (*)

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013