Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Selain itu, ekspansi PMI manufaktur kita juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut.
Jakarta (ANTARA) -
Hasil survei Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan bahwa indeks pada Juli mencapai 53,3, naik signifikan dibandingkan Juni yang menyentuh level 52,5.
 
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa capaian gemilang itu merupakan yang tertinggi dalam 10 bulan terakhir atau sejak September 2022.
 
“Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Selain itu, ekspansi PMI manufaktur kita juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut,” katanya.

Baca juga: BI: Sektor manufaktur meningkat dan ekspansif pada triwulan II 2023
 
PMI Manufaktur Indonesia pada Juli melampaui PMI Manufaktur Malaysia (47,8), Vietnam (48,7), Filipina (51,9), Taiwan (44,1), China (49,2), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Amerika Serikat (49,0), dan Jerman (38,8).
 
Capaian ini, lanjut Agus, juga menunjukkan bahwa tingkat optimisme dari para pelaku industri manufaktur di Indonesia masih tinggi dan terus bergeliat di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia.
 
“Ekspansi industri juga tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Juli yang mencapai 53,31. Artinya, tingkat ekspansi PMI Manufaktur Indonesia dan IKI ini sejalan,” tuturnya.
 
Pada aspek kepercayaan diri dalam bisnis, PMI manufaktur Juli 2023 juga menunjukkan bahwa para pelaku industri menyatakan tetap optimistis terhadap produksi dalam setahun ke depan. Secara umum, perusahaan meyakini bahwa penjualan akan meningkat seiring dengan makin membaiknya kondisi ekonomi.
 
Hal ini juga senada dengan mayoritas responden Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sebesar 66,1 persen yang optimistis terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan. Mereka juga menyatakan yakin bahwa kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.

Baca juga: Guru Besar UI: Industri manufaktur beri kontribusi besar ekonomi
 
Indikator-indikator tersebut, menurut Menperin menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengalami deindustrialisasi.
 
“Pertumbuhan industri masih baik, berada di level ekspansif. Kontribusi terhadap PDB juga masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, termasuk kontribusi dari ekspor dan pajak,” paparnya.

Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif bagi para pelaku industri di Tanah Air, misalnya, kebijakan dalam percepatan pengembangan ekosistem kendaraan bermotor berbasis listrik.
 
Menperin optimistis, melalui kebijakan strategis yang probisnis ini akan meningkatkan ekspektasi positif pelaku industri terhadap kondisi ekonomi Indonesia, sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri.
 
“Pemerintah akan terus mendorong daya saing ekonomi, terutama pada saat PMI Manufaktur Indonesia terus mencatatkan ekspansi,” jelasnya.
 
Bahkan, lanjut Agus, penguatan permintaan domestik yang cukup tinggi turut mengangkat aktivitas produksi manufaktur nasional. Hal ini membuat beberapa perusahaan melakukan perekrutan tenaga kerja baru dengan jumlah yang cukup banyak.
 
“Kenaikan penjualan yang didorong oleh permintaan dalam negeri menjadi sentimen utama atas prospek positif ekonomi ke depan. Oleh karena itu, kami tetap berkomitmen untuk terus menjalankan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN),” tandasnya.
 
Menanggapi capaian PMI Manufaktur Indonesia pada Juli, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence mengatakan bahwa sektor industri manufaktur Indonesia terus memperlihatkan momentum pertumbuhan yang kuat pada awal triwulan ketiga.
 
“Percepatan total pertumbuhan pesanan baru tidak hanya didukung oleh kenaikan permintaan domestik, tetapi juga didukung oleh kenaikan baru pada bisnis baru dari luar negeri, menunjukkan perbaikan kondisi permintaan secara meluas,” terang Jingyi.
 
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023