Selain beban utang yang berkurang, kami berkomitmen untuk dapat terus mendorong tercapainya peningkatan kinerja perusahaan maupun Subholding melalui penguatan pengembangan bisnis agar dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Krakat
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang produksi baja, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan pendapatan sebesar 984,63 juta dolar AS atau setara Rp14,77 triliun pada semester I- 2023.

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam keterangan di Jakarta, Selasa, menjelaskan EBITDA perseroan tercatat sebesar 26,93 juta dolar AS atau setara Rp403,98 miliar pada semester I-2023.

“Dari sisi posisi keuangan, total aset perseroan adalah sebesar 3,02 miliar dolar AS atau setara Rp45,33triliun. Krakatau Steel juga mencatatkan peningkatan ekuitas 9 persen menjadi sebesar 601,25 juta dolar AS atau setara dengan Rp9,02 triliun dibandingkan periode Desember 2022 sebesar 552,59 juta dolar AS atau setara dengan Rp8,62 triliun,” ujar Purwono.

Purwono menjelaskan subholding PT Krakatau Sarana Infrastruktur telah memberikan kontribusi laba sebesar 20 juta dolar AS pada semester I 2023, atau meningkat 105 persen year on year (yoy), dari sebelumnya sebesar 10 juta dolar AS pada periode yang sama tahun 2022.

Sementara itu, subholding PT Krakatau Baja Konstruksi juga memberikan laba bersih sebesar 3 juta dolar AS pada periode semester I-2023 ini.

Sampai dengan semester I 2023, Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih sebesar 37,39 juta dolar AS atau setara dengan Rp560,88 miliar, dikarenakan perseroan masih memiliki beban keuangan yang cukup tinggi yaitu sebesar 59,33 juta dolar AS atau setara dengan Rp889,89 miliar, serta terdapat rugi atas selisih kurs sebesar 17,77 juta dolar AS atau setara dengan Rp266,52 miliar.

Namun demikian di sisi lain, perseroan berhasil menurunkan utang berbunga atau nterest Bearing Debt dari sebelumnya 1,73 miliar dolar AS atau setara Rp26,96 triliun pada Desember 2022 menjadi sebesar 1,48 miliar dolar AS atau setara Rp22,16 triliun, dikarenakan adanya pembayaran pokok Tranche A dan sebagian Tranche B sebesar 240 juta dolar AS.

“Selain beban utang yang berkurang, kami berkomitmen untuk dapat terus mendorong tercapainya peningkatan kinerja perusahaan maupun Subholding melalui penguatan pengembangan bisnis agar dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Krakatau Steel dan Group,” ujar Purwono.

Baca juga: BEI suspensi Krakatau Steel jika tidak serahkan laporan keuangan 2022

Baca juga: Emiten BUMN Krakatau Steel bayar utang senilai Rp2,7 triliun

Baca juga: Krakatau Steel - Chandra Asri tanda tangani akta jual beli saham

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023