Istanbul (ANTARA) - Pengawas perbankan Turki telah menghentikan izin pembayaran kartu kredit dengan cicilan untuk perjalanan ke luar negeri, seperti penerbangan, biaya agen perjalanan dan akomodasi, dalam langkah yang terlihat memberikan pukulan bagi operator perjalanan asing.

Langkah tersebut, yang memukul saham maskapai penerbangan dan dilihat sebagai membatasi arus keluar mata uang asing, adalah salah satu dari dua langkah yang diumumkan oleh pengawas perbankan BDDK pada Senin (31/7/2023) malam, yang dikatakan sebagai langkah terkoordinasi untuk memperkuat stabilitas keuangan.

Operator pariwisata mengatakan mereka telah terpukul dalam beberapa tahun terakhir oleh krisis biaya hidup dan kelemahan lira, yang telah kehilangan setengah nilainya terhadap dolar sejak akhir 2021, dengan para pelancong biasanya menggunakan kartu kredit untuk membiayai perjalanan.

"Hampir semua klien saya membayar dengan mencicil," kata Cem Polatoglu, juru bicara platform operator tur, mencatat rata-rata perjalanan untuk dua orang menghabiskan biaya sekitar 50.000 lira (1.850 dolar AS). "Jumlah orang yang dapat membayar jumlah ini sekaligus sangat sedikit."

"Logikanya (langkahnya) adalah warga negara tidak boleh pergi ke luar negeri dan membelanjakan mata uang asing," katanya.

Ia menambahkan bahwa sektor perjalanan luar negeri juga terpukul oleh meningkatnya kesulitan yang dihadapi oleh orang Turki dalam mendapatkan visa turis.

Polatoglu memperkirakan penurunan tajam dalam jumlah yang pergi ke luar negeri setelah lonjakan pengeluaran oleh warga Turki di luar negeri pada paruh pertama tahun ini menjadi 3,17 miliar dolar AS - meningkat 84 persen dari periode yang sama pada tahun 2022 - dengan pengeluaran tersebut difasilitasi oleh pengeluaran kartu kredit.

Pembatasan penggunaan kartu kredit juga berdampak pada harga saham maskapai, dengan Turkish Airlines turun 1,3 persen dan maskapai Pegasus turun 2,3 persen. Indeks BIST-100 utama Istanbul turun 0,4 persen.

BDDK juga mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (31/7/2023) malam bahwa mereka telah memutuskan untuk meningkatkan bobot risiko yang diperhitungkan dalam menghitung rasio standar kecukupan modal untuk pinjaman konsumen, kartu kredit pribadi dan pinjaman kendaraan.

Otoritas Turki baru-baru ini mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk mengekang inflasi tinggi yang kronis dan mengurangi permintaan domestik, dengan bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 900 basis poin dalam dua bulan bersamaan dengan langkah-langkah pengetatan lainnya.

Baca juga: Turki berencana bangun PLTN baru untuk kemandirian dalam sektor energi
Baca juga: Dolar AS menguat didukung data PDB yang lebih kuat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023