Singapura (ANTARA) - Dolar berupaya membuat kemajuan di sesi Asia pada Rabu sore, setelah pemotongan peringkat kredit pemerintah AS oleh Fitch menimbulkan pertanyaan tentang prospek fiskal negara itu, meskipun mendapat beberapa dukungan dari data ekonomi yang relatif tangguh.

Lembaga pemeringkat Fitch pada Selasa (1/8/2023) menurunkan peringkat Amerika Serikat menjadi AA+ dari AAA dalam sebuah langkah yang menarik tanggapan marah dari Gedung Putih dan mengejutkan investor, meskipun ada penyelesaian krisis plafon utang dua bulan lalu.

Itu mendorong greenback lebih rendah, mengangkat euro menuju 1,10 dolar. Mata uang tunggal terakhir naik 0,12 persen, setelah sebelumnya menyentuh tertinggi sesi di 1,1020 dolar.

Sterling stabil di 1,27755 dolar, sementara indeks dolar AS naik tipis 0,07 persen menjadi 102,07, setelah tergelincir secara luas setelah berita Fitch.

"Kami tidak berpikir keputusan Fitch adalah material. Tentu saja, kami telah melihat pasar bergerak sedikit pagi ini ... tetapi dalam waktu dekat, saya tidak berpikir itu akan menjadi pendorong yang lebih tahan lama," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank (NAB).

Dolar juga menemukan beberapa dukungan dari data ekonomi Selasa (1/8/2023) yang menunjukkan lowongan pekerjaan AS tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat, bahkan saat jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun pada Juni.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan manufaktur AS mungkin stabil pada level yang lebih lemah pada Juli di tengah peningkatan bertahap dalam pesanan baru, meskipun lapangan kerja pabrik turun ke level terendah dalam tiga tahun.

Di tempat lain, yen Jepang naik hampir 0,5 persen menjadi 142,67 dan tampaknya akan membalikkan penurunan tiga sesi berturut-turut, dengan pedagang masih menilai implikasi langkah Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Jumat (28/7/2023) untuk melonggarkan cengkeramannya pada suku bunga.

Deputi gubernur BoJ Shinichi Uchida mengatakan pada Rabu bahwa keputusan bank sentral ditujukan untuk membuat stimulus besar-besaran lebih berkelanjutan dan bukan awal untuk keluar dari suku bunga yang sangat rendah.

"Saya pikir pasar masih mencoba memahami apa arti semua ini," kata Catril dari NAB.

Dolar Australia turun 0,36 persen menjadi 0,65895 dolar AS, setelah sebelumnya meluncur ke level terendah sejak Juni, memperpanjang penurunan tajam dari sesi sebelumnya setelah Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa (1/8/2023) mempertahankan suku bunga stabil dan mengisyaratkan bahwa pengetatan mungkin dilakukan. .

Dolar Selandia Baru juga jatuh dan terakhir 0,62 persen lebih rendah pada 0,6112 dolar AS, setelah data pada Rabu menunjukkan tingkat pengangguran negara itu mencapai tertinggi dua tahun pada kuartal kedua, mengurangi tekanan pada bank sentralnya untuk terus menaikkan suku bunga.

Kelly Eckhold, kepala ekonom di Westpac, mengatakan dalam sebuah catatan pada Rabu bahwa dia sekarang memperkirakan Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) menaikkan suku bunga pada November, bukan Agustus, karena data baru-baru ini "kemungkinan tidak cukup kuat untuk mengatasi bias penguatan RBNZ" guna mempertahankan suku bunga.

Baca juga: Yuan tergelincir 85 basis poin menjadi 7,1368 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah karena pengaruh kenaikan yield obligasi AS
Baca juga: Wall Street beragam, S&P 500 dan Nasdaq jatuh di hari pertama Agustus

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023