Untuk cadangan beras secara nasional dalam keadaan sangat aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjamin cadangan beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

"Untuk cadangan beras secara nasional dalam keadaan sangat aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat," kata Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri rapat koordinasi antisipasi dampak iklim El Nino Provinsi Lampung, di Lampung Tengah, Rabu.

Mentan mengatakan dapat dipastikannya keamanan ketersediaan cadangan beras nasional itu, karena hingga Agustus 2023 masih ada daerah yang produktivitas lahan pertaniannya tetap terjaga

"Agustus ini masih ada daerah yang siap panen di atas 850 ribu hektare, ini produksi gabah dan beras bisa jutaan, jadi bisa dibilang ketersediaan aman," katanya lagi.

Akan tetapi, ia pun mengingatkan tetap perlu dilakukan berbagai langkah antisipasi dalam menghadapi dampak cuaca ekstrem, untuk mencegah adanya gagal panen.

"Meskipun masih ada daerah yang panen, namun kita tidak boleh jumawa karena cuaca ekstrem ini kalau hujan langsung banjir, dan kalau panas bisa membakar lahan atau membuat kekeringan. Jadi untuk mencegah dampak buruk akan mendorong penanaman 1.000 hektare di setiap daerah," ujarnya pula.

Khusus untuk Provinsi Lampung yang merupakan daerah lumbung pangan, katanya lagi, diharapkan kepala daerah dapat terus mendampingi petani dalam berproduksi.

"Kalau Gubernur Lampung dan para bupati mau tanam 1.000 hektare kita akan siapkan skema KUR dan paket alsintan. Dan harus disiapkan pula lumbung pangan sampai tingkat desa agar semua terjaga," katanya lagi.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi beras nasional terinci pada 2019 ada 31,31 juta ton, 2020 berjumlah 31,36 juta ton, di 2021 sebanyak 31,33 juta ton, dan pada 2022 ada 31,54 juta ton.

Sedangkan untuk proyeksi produksi padi dan beras pada Januari-September 2023 meliputi untuk Januari dengan luas panen seluas 448 ribu hektare, produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 2,31 juta ton, produksi beras ada 1,33 juta ton, dan untuk konsumsi sebanyak 2,53 juta ton beras.

Lalu, pada Februari luas panen 940 ribu hektare, produksi 4,96 juta ton gabah kering giling, produksi beras 2,86 juta ton, konsumsi 2,54 juta ton beras. Maret luas panen 1.649 ribu hektare, produksi 8,89 juta ton gabah kering giling, produksi 5,12 juta ton beras, konsumsi 2,54 juta ton beras.

Selanjutnya di April luas panen seluas 1.175 ribu hektare, dengan produksi gabah kering giling mencapai 6,24 juta ton, produksi beras 3,60 juta ton, serta konsumsi mencapai 2,54 juta ton beras; Mei memiliki luas panen 973 ribu hektare, produksi 4,80 juta ton gabah kering giling, produksi 2,77 juta ton beras, konsumsi 2,54 juta ton beras; Juni luas panen 950 ribu hektare, produksi 4,80 juta ton gabah kering giling, produksi 2,77 juta ton beras, konsumsi mencapai 2,54 juta ton beras.

Kemudian, untuk angka potensi produksi beras dan gabah di Juli adalah luas panen seluas 818 ribu hektare, produksi gabah kering giling 4,16 juta ton, produksi beras 2,40 juta ton, konsumsi 2,55 juta ton beras.

Pada Agustus luas panen 836 ribu hektare, produksi 4,13 juta ton gabah kering giling, produksi 2,38 juta ton beras, konsumsi 2,55 juta ton beras.

Pada September angka potensi produktivitas yakni dengan luas panen 831 ribu hektare, produksi gabah kering giling mencapai 4,26 juta ton, produksi beras 2,46 juta ton, dan konsumsi sebanyak 2,55 juta ton beras.
Baca juga: Presiden sebut impor beras perkuat cadangan Bulog hadapi musim kering
Baca juga: Kementan bangun kekuatan stok beras via gudang di sentra penggilingan

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023