Karawang (ANTARA) - Badan Pangan Nasional menyebutkan mundurnya masa panen pada musim tanam rendeng tidak akan mempengaruhi cadangan beras pemerintah.

"Musim tanam I (Agustus-Desember), mundur karena hujan turun lambat. Hujan baru akan terjadi pada akhir November dan Desember. Jadi panennya mundur," kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, usai acara Jambore Makmur, di Kabupaten Karawang, Jabar, Sabtu.

Ia mengatakan, karena masa tanamnya terlambat, maka panennya juga akan mengalami kemunduran. Panen baru akan terjadi pada April, Mei, dan Juni 2024.

Untuk antisipasi, Badan Pangan Nasional bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) telah berupaya memastikan ketersediaan pupuk atau stock bridging.

Baca juga: Bapanas: Penyaluran bantuan pangan beras untuk 22 juta KPM pada 2024

Meski terjadi keterlambatan musim tanam yang berdampak terhadap mundurnya masa panen, Arief memastikan kalau hal tersebut tidak akan mempengaruhi ketersediaan stok beras.

Menurut dia, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) kini sudah memiliki cadangan beras di atas 1 juta ton.

"Cadangan pangan kita pastikan di atas 1 juta ton, Bulog punya. Jadi mundurnya masa panen tidak berpengaruh," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan BMKG, akan ada kemunduran musim hujan antara satu hingga tiga dasarian.

Baca juga: Bapanas resmi berlakukan harga gula konsumsi Rp16 ribu

Seiring dengan hal tersebut, akan terjadi kemunduran jadwal tanam sepuluh hingga 30 hari di beberapa wilayah Indonesia.

Menurut dia, sektor pertanian itu tergantung dengan musim. Sehingga mundurnya musim hujan tentu mempengaruhi jadwal tanam padi, yang pada akhirnya berpengaruh ke penyerapan pupuk. (KR-MAK)

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023