Ambon (ANTARA) - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku mempercepat pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur (SBT) Maluku, setelah jembatan lama roboh dan hanyut diterjang banjir bandang pada 10 Juli 2023.

“Sementara ini sedang dilakukan pemasangan rangka baja meski di tengah cuaca yang tak menentu," ujar Kepala Satuan Kerja (Satker) PJN Wilayah Il Provinsi Maluku, Toce Leuwol dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Rabu. 

Toce mengatakan pemasangan rangka bailey saat ini harus melewati tiga aliran sungai yang sampai hari ini volumenya masih mengalir deras.

Ia melanjutkan guna memperlancar pengerjaan itu, pihaknya pun mengerahkan sejumlah alat berat hingga tenaga teknis seperti eksavator, bulldozer, dan mobil dump truck.

Ia menambahkan, BPJN Maluku akan terus berupaya maksimal untuk menyelesaikan jembatan darurat itu, agar akses transportasi warga di bagian selatan Pulau Seram itu bisa kembali normal.

"Kalau memastikan kapan selesai kami belum bisa pastikan kapan selesai, karena pemasangan bailey saat ini kita harus lewati tiga aliran sungai jadi tergantung cuaca. Intinya kalau cuaca aman pengerjaan lekas selesai, sebab tidak ada hambatan kan," kata dia menjelaskan.

Sebelumnya BPJN Maluku menargetkan pembangunan jembatan darurat tersebut akan rampung dalam waktu satu bulan. Sementara pembangunan jembatan permanen baru akan dilakukan usai jembatan darurat tersebut selesai dikerjakan.

Sejak jembatan tersebut roboh dan hanyut, distribusi sembako dengan tujuan sebagian desa di wilayah Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Telutih juga Kecamatan Siwalalat Kabupaten SBT terhenti.

Tak hanya itu, hasil produksi perkebunan seperti cengkih, pala, dan kopra milik para pelaku usaha juga tidak bisa didistribusikan ke Kota Masohi ataupun ke Ambon lantaran harus menggunakan mobil dump truk.

Warga dari empat kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur pun masih mengandalkan perahu bermesin ketinting maupun speedboat untuk menyeberang menyusul ambruknya dua bentangan jembatan Wae Kawanua di Pulau Seram.

"Untuk sementara ini kami masih menggunakan jalur laut dari Desa Tehoru menuju Pantai Yaputi, Kecamatan Tehoru (Malteng)," kata seorang warga Tehoru, Santos Walalayo.

Jembatan Wae Kawanua sepanjang 520 meter yang menghubungkan antara dua kabupaten di Maluku tersebut roboh dan hanyut akibat diterjang banjir bandang yang terjadi pada 10 Juli 2023.

Akibat ambruknya bentangan jembatan tersebut, akses transportasi dari arah Kabupaten SBT maupun dua kecamatan di wilayah Malteng yakni Tehoru dan Telutih menuju Masohi, ibukota Malteng dan wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) melalui jalur tersebut putus total.

Baca juga: Jembatan penghubung ibu kota Kabupaten Maluku Tengah putus

Baca juga: Ribuan jiwa warga Mudiak Simpang Pasaman Barat terancam terisolasi

Baca juga: Jembatan Upomela di Kabupaten Gorontalo kembali ambruk


Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023