Kupang (ANTARA News) - Yayasan Cinta Bahari Indonesia (YCBI) menilai Indonesia telah ketinggalan sekitar 25 tahun dalam pengembangan industri dan wisata bahari jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. "Dapat dikatakan bahwa kita sudah ketinggalan sedikitnya 25 tahun dalam pengembangan wisata bahari karena hingga kini belum memiliki marina (pelabuhan wisata bahari)," kata Ketua Dewan Pengurus YCBI, Raymond T Lesmana di Kupang, Sabtu. Ia mengatakan, Malaysia sudah memiliki 19 marina dan pada umumnya didukung penuh oleh pemerintah setempat. Acara kebaharian terkenal di negara itu yakni Raja Muda Cup dan Borneo Cup. Sementara Filipina memiliki kawasan destinasi layar yang sedang berkembang dan sering dikunjungi pencinta wisata bahari dari berbagai negara. Singapura juga telah mempunyai sejumlah marina bahkan memiliki marina terbaik di Asia yakni Rafles Marina dengan kelengkapan sarana pendidikan layar. Thailand pun demikian, memiliki kawasan destinasi untuk acara tahunan yakni King`s Cup dan Phuket. Basis wisata bahari itu ditunjang kelengkapan sarana prasarana marina. "Australia lebih maju lagi, negara kanguru itu mempunyai marina yang dapat menampung ribuan kapal. Acara kebaharian besar seperti Sidney Hobart dan Over The Top Rally diselenggerakan di marina itu," ujarnya. Raymond mengaku sudah pernah berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik tentang pengembangan wisata bahari di Indonesia yang relatif lamban. Ia pun telah menyarankan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata agar membangun gelora bahari di lokasi strategis demi kemajuan sektor kebaharian di Tanah Air. Raymond menyarankan pemerintah daerah mendukung Direktorat Jenderal Destinasi Pengembangan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam membangun basis wisata bahari di lokasi strategis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006