Sinjai, Sulsel (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bantuan rehabilitasi rumah penduduk korban bencana di Sulawesi Selatan berbeda dari DI Yogyakarta. "Bantuan diberikan berdasarkan standar yang ada dan tergantung pada keadaan rumahnya. Jadi tidak sama dengan yang di Yogyakarta," kata Wapres Jusuf Kalla selepas meninjau lokasi bencana banjir bandang di Kelurahan Biringere, Sinjai, Sulsel, Sabtu. Hal itu dikatakan oleh Wapres untuk menjelaskan bantuan dari pemerintah untuk rehabilitasi rumah seperti pada korban bencana gempa yang terjadi di DI Yogyakarta, 27 Mei lalu. Wapres Kalla mengatakan, rumah-rumah di daerah Sulawesi Selatan pada umumnya berbeda dari rumah di wilayah Jawa karena konstruksinya berupa rumah panggung yang mudah dipindahkan. Menurut Wapres, yang juga Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Bakornas PBP), dana bantuan perbaikan rumah korban bencana gempa Yogyakarta sebesar Rp10 juta bagi rumah rusak ringan dan Rp30 juta untuk rumah yang rusak berat sedangkan untuk rehabilitasi rumah korban bencana banjir di Sulsel masih memerlukan kajian lebih lanjut. "Jadi bantuan untuk perbaikan rumah di Sulsel tidak sebesar bantuan di Yogyakarta," katanya. Wapres menambahkan, rumah-rumah di bantaran sungai akan dipindahkan setidaknya sekitar 50 meter dari tempatnya semula untuk mengantisipasi kejadian bencana serupa. Ketua Bakornas PBP itu mengatakan, dalam satu dua pekan ke depan, pemerintah memprioritaskan pelaksaanaan tanggap darurat yang meliputi tiga hal yaitu ketersediaan makanan, peralatan kesehatan dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi korban banjir. Dalam pertemuan dengan Gubernur Sulsel Amin Syam dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu di antaranya Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Menteri Sosial Bahtiar Chamsyah serta Wakil Ketua MPR-RI Aksa Mahmud di Aula Kantor Bupati Sinjai itu, Wapres mengatakan banjir yang melanda Kabupaten Sinjai diakibatkan intensitas hujan yang tinggi. "Kalau saya lihat dari udara, hutan di wilayah Sinjai masih cukup bagus dibandingkan yang lain," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulsel HM. Amin Syam memerinci bencana di wilayahnya itu menelan 214 korban jiwa, 77 orang korban luka luka, 64 orang masih dinyatakan hilang, serta 6.099 jiwa pengungsi. Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tujuh kabupaten Sulawesi Selatan (Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Selayar dan Luwu Utara) itu, menurut Gubernur Amin Syam diperkirakan mengakibatkan kerugian mencapai Rp460 miliar. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan rumah-rumah penduduk, rumah-rumah ibadah, sekolah-sekolah, kantor-kantor desa dan pasar; sejumlah jembatan dan jalanan sepanjang 35 kilometer, serta area persawahan dan tambak milik penduduk masing-masing 12.550 ha dan 8.791 ha juga rusak.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006