... juga akan direnegosiasi... "
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, akan melakukan negosiasi ulang dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) perihal rencana pembangunan moda transportasi massal, Mass Rapid Transit (MRT). 

Salah satu yang akan dinegosiasi yakni permintaan kenaikan plafon pinjaman pembangunan MRT. "Itu juga akan direnegosiasi," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa. 

Namun Jokowi enggan menyebutkan besaran kenaikan yang akan diminta pihak pemerintah Provinsi DKI kepada JICA. "Enggak ngerti," katanya. 

Selain plafon pinjaman, Jokowi juga akan negosiasi ulang soal penambahan penasihat MRT di luar Jepang serta waktu untuk pemeriksaan kontrak. Menurut Jokowi, waktu pemeriksaan kontrak yang ditawarkan Jepang terlalu lama, yakni tiga bulan. 

"Kami ini 'khan mau kerja cepat. Saya mau kasih waktu dua minggu," katanya. Sedangkan penasihat, Menurut Jokowi diperlukan untuk ikut mengawasi secara netral pembangunan MRT. "Karena saya 'khan enggak bisa awasi, makanya minta bantuan sama pihak netral yang sudah punya pengalaman MRT," katanya. 

Meski begitu, Jokowi mengaku untuk hal-hal yang bersifat esensial, di antaranya teknologi, akan menggunakan teknologi yang disediakan JICA. 

 "Ya kalau teknologi jelas dari merekalah," katanya. Sebelumnya, pihak JICA akan meminjamkan dana sebesar Rp15 triliun untuk pembangunan MRT tahap I yakni Lebak Bulus-Bundaran HI. 

(dny)

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013