Jakarta (ANTARA) - Puisi berjudul "Tafakur Bagi Gus Dur" karya Adhie Masardie dibacakan pada peringatan haul Ke-14 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Jumat.

"Puisi ini merupakan puisi pertama dalam buku kumpulan puisi, pengantar pergantian kekuasaan," kata Adhie.

Adhie merupakan mantan juru bicara Gus Dur saat menjabat Presiden RI. Dia pun mempersilakan Asisten Pribadi Gus Dur, H. Sulaiman untuk membacakan puisi itu di hadapan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan ratusan peserta haul.

Tafakur Bagi Gus Dur

Pada rabu terakhir tahun yang penuh ragu
Aku mendengar kabar dingin angin
Lalu orang-orang menyebut namamu
Dalam nyanyian yang penuh ketidakmungkinan

Tapi pada Kamis terakhir tahun yang penuh tangis
Seribu Malaikat berdzikir mengiringi langkahmu
Seribu Bidadari mengikatkan selendangnya pada teralis
Dan aku hanya bisa menggumam "O, Guruku..."

Kebijakanmu adalah cermin kebajikanmu
Kebesaranmu adalah cermin kesabaranmu

Bahkan ketika angin enggan membawa pesan penyair
Kau tetap lebih suka menyapa orang-orang tersingkir

Bunga mekar di taman
Bunga gugur di taman
Engkau duduk di singgasana
Engkau pergi dari sana
"O, alangkah lekasnya waktu!"

Tapi engkau pergi
setelah meninggalkan api kecil di hati kami
yang tak akan pernah padamu

Dan kami akan terus melangkah
Mengikuti jejakmu
Agar Tanah dan Air kami
penuh berkah.

DPP PKB memperingati haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-14. Presiden ke-4 RI itu wafat pada 30 Desember 2009 atau 14 Muharram 1431 Hijriah. Peringatan Haul turut dihadiri KH Said Aqil Siradj dan sejumlah tokoh dan kiai dari Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Muhaimin ingatkan kembali mandat Gus Dur pada haul ke-14

Baca juga: Pelajar di Jombang peringati haul Gus Dur dengan membatik

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023