Kami melihat pendinginan pasar tenaga kerja, tetapi tidak runtuh. Ini melakukan apa yang kami harapkan
Singapura (ANTARA) - Dolar berada dalam posisi defensif di sesi Asia pada Senin sore, setelah laporan pekerjaan AS yang beragam memberikan sedikit keyakinan arah dan karena fokus pasar beralih ke data inflasi dari dua ekonomi terbesar dunia yang akan dirilis minggu ini.

Perekonomian AS menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari yang diharapkan pada Juli, data pada Jumat (4/8/2023) menunjukkan, tetapi mencatat kenaikan upah yang solid dan penurunan tingkat pengangguran.

Sementara dolar jatuh ke level terendah satu minggu terhadap sekeranjang mata uang setelah data, kerugiannya dibatasi karena laporan tersebut menunjuk pasar tenaga kerja yang masih ketat, mengindikasikan Federal Reserve mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Indeks dolar AS terakhir 0,08 persen lebih tinggi pada 102,14, menjauh dari terendah pada Jumat (4/8/2023) di 101,73.

Sterling turun 0,11 persen menjadi 1,2737 dolar, sementara euro kehilangan 0,14 persen menjadi 1,0994 dolar.

Baca juga: Yuan terkerek 38 basis poin menjadi 7,1380 terhadap dolar AS

Baca juga: Dolar melemah di awal sesi Asia jelang data inflasi AS


"Ada narasi di sana untuk semua orang, tergantung pada bias Anda," kata Kepala Riset Pepperstone, Chris Weston tentang laporan pekerjaan.

"Kami melihat pendinginan pasar tenaga kerja, tetapi tidak runtuh. Ini melakukan apa yang kami harapkan".

Data inflasi AS akan dirilis pada Kamis (10/8/2023), di mana ekspektasi inflasi inti telah meningkat 4,7 persen secara tahunan pada Juli.

"Sulit untuk melihat kemunduran yang besar pada pasangan dolar, karena pada dasarnya AS masih memiliki pertumbuhan terbaik, Anda memiliki bank sentral yang masih sangat bergantung pada data, dan saya pikir ada risiko minggu ini bahwa angka IHK (indeks harga konsumen) keluar di atas ekspektasi," kata Weston.

Juga minggu ini akan keluar data inflasi Juli dari China pada Rabu (9.8/2023), dengan pedagang mencari tanda-tanda deflasi lebih lanjut di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"(Kami) memperkirakan IHK utama negara itu mencatat deflasi Juli ini setelah pertumbuhan harga konsumen terhenti pada Juni," kata analis MUFG dalam sebuah catatan.

"Sementara narasi pemulihan lemah di China kemungkinan tetap utuh dalam jangka pendek, dukungan berkelanjutan dari pemerintah China akan meningkatkan yuan."

Yuan melayang di dekat level terendah dua minggu pada Senin, dengan mitra di luar negerinya terakhir 0,2 persen lebih rendah pada 7,2042 per dolar.

Pada Jumat (4/8/2023), seorang pejabat China mengatakan selama konferensi pers oleh perencana negara bahwa likuiditas dalam sistem perbankan negara itu akan dijaga cukup, meskipun investor dibiarkan menginginkan lebih banyak di tengah lambatnya peluncuran dukungan Beijing untuk menghidupkan kembali ekonominya.

Di tempat lain, dolar Australia turun tipis 0,04 persen menjadi 0,6568 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,01 persen menjadi 0,60985 dolar AS.

Yen turun hampir 0,3 persen menjadi 142,13 per dolar, setelah mencapai level tertinggi satu minggu di 141,52 per dolar pada awal perdagangan Asia.

Bank Sentral Jepang memperdebatkan prospek pertumbuhan inflasi berkelanjutan pada pertemuan Juli mereka dengan salah satu anggota dewan mengatakan upah dan harga dapat terus meningkat pada kecepatan yang "tidak terlihat di masa lalu," menurut ringkasan pendapat yang dirilis pada Senin.

Baca juga: Dolar jatuh setelah laporan penggajian non-pertanian AS mengecewakan

Baca juga: Dolar kehilangan daya tarik di Asia jelang laporan pekerjaan AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023