Kami merasa kebingungan kesulitan untuk mendapatkan pasokan air akibat El Nino itu
Lebak (ANTARA) -
Areal persawahan di Kabupaten Lebak, Banten mulai kekeringan akibat dampak perubahan iklim El Nino yang diprediksikan puncak kemarau Agustus-September 2023.
 
"Kita di sini sudah dua pekan tidak ada curah hujan sehingga padi berusia 15 hari setelah tanam terjadi kekeringan," kata Ahmad (55) seorang petani di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Senin.
 
Pertanian padi sawah yang mulai kekeringan diperkirakan sekitar puluhan hektare dan jika tidak mendapat pasokan air dipastikan tanaman padi mati.
 
Para  petani menanam padi pada Juli 2023 lalu di areal persawahan tadah hujan dan tanam padi yang mengandalkan curah hujan.
 
Karena itu, ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan pompa pantek dengan menyedot air dalam tanah, karena areal persawahan di wilayahnya tidak ada sumber air dari aliran sungai maupun irigasi.

Baca juga: Pemkab Tangerang siapkan langkah strategis antisipasi El Nino
 
"Saya kira satu-satunya dipasang pompa pantek yang bisa menyedot air dalam tanah," katanya.
 
Begitu juga petani lainnya di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, Suryadi (60) mengaku selama tiga pekan terakhir persawahan di wilayahnya seluas 20 hektare mengalami kekeringan.
 
Kemungkinan besar petani terancam gagal panen dan dipastikan mengalami kerugian. Kebanyakan petani di sini menggarap lahan pertanian padi di lokasi sawah tadah hujan dan jika kemarau dipastikan terjadi kekeringan.
 
"Kami merasa kebingungan kesulitan untuk mendapatkan pasokan air akibat El Nino itu," katanya.
 
Menurut dia, kesulitan pasokan air itu maka pemerintah dalam waktu jangka panjang perlu membangun embung untuk menampung air hujan.
 
Penampungan air embung, nantinya dapat dilakukan penyedotan melalui pompanisasi untuk mengaliri ke areal persawahan.

Baca juga: Mentan pastikan kebutuhan beras nasional aman hadapi El Nino
 
"Kami berharap embung air itu para petani bisa tanam setahun tiga kali tanam," kata Suryadi.
 
Mulyadi (45), seorang petani Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku pihaknya merasa bingung tanaman padi seluas tujuh petak kini mulai kekeringan dan terancam gagal panen.
 
Saat ini, kondisi petak-petak sawah terlihat kondisi tanah terbelah akibat kekeringan itu. "Kami sudah tiga pekan tanam padi dan kini mulai kekeringan itu," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan pihaknya mengintruksikan kepada tenaga penyuluh agar melakukan pendataan areal persawahan yang mengalami kekeringan akibat dampak perubahan iklim El Nino tersebut.
 
Pendataan itu, kata dia, nantinya bisa dilakukan penyelamatan tanaman padi bisa dipanen dengan cara dilakukan pompanisasi maupun penyedotan air dari aliran sungai.
 
Namun, sejauh ini kekeringan areal persawahan belum begitu parah karena ada beberapa lokasi masih tersedia pasokan air. "Kami berharap dengan melakukan pompanisasi dapat memenuhi ketersedian pasokan air," katanya menjelaskan.

Baca juga: BBWS Lampung sebut infrastruktur ABSAH bantu tanggulangi kekeringan
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023