Beijing (ANTARA) - Kementerian luar negeri China menyatakan perundingan internasional di Arab Saudi akhir pekan lalu guna menemukan resolusi damai dalam krisis Ukraina telah membantu "mengonsolidasikan konsensus internasional".

Lebih dari 40 negara, termasuk China, India, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa minus Rusia, mengambil bagian dalam perundingan Jeddah yang berakhir  Minggu (6/8).

China mengirimkan Utusan Khusus untuk Urusan Eurasia dan mantan duta besar China untuk Rusia, Li Hui, yang Mei lalu melawat ke enam negara Eropa untuk menemukan dasar bersama bagi penyelesaian politik konflik yang saat ini telah memasuki bulan ke-18 itu.

Li "telah menjalin kontak dan komunikasi yang luas dengan semua pihak mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina... mendengarkan pendapat dan proposal semua pihak, dan lebih lanjut mengkonsolidasikan konsensus internasional," kata kementerian luar negeri China dalam pernyataan tertulis kepada Reuters.

"Semua pihak berkomentar positif tentang kedatangan Li Hui, dan mendukung penuh peran positif China dalam memfasilitasi perundingan damai," lanjut pernyataan itu.

Baca juga: China sebut tidak akan berpihak terkait Ukraina ke Rusia

China menyatakan akan terus memperkuat dialog berdasarkan 12 poin proposal perdamaian yang diajukannya, dan "memupuk rasa saling percaya", sebutnya tanpa menjelaskan lebih jauh.

Kehadiran China menyiratkan kemungkinan pergeseran dalam pendekatan Beijing tetapi bukan perubahan arah sepenuhnya dalam dukungannya ke Moskow, kata para analis.

Beijing menolak mengecam invasi Rusia di Ukraina pada Februari 2022.

Namun, pemerintah China telah menawarkan rencana perdamaiannya, yang ditanggapi acuh tak acuh baik oleh Rusia maupun Ukraina, sementara Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) skeptis terhadap proposal itu.

Pertemuan dua hari di Jeddah adalah bagian dari penyemangat  diplomatik bagi  Ukraina dalam menggalang dukungan di luar pendukung inti dari negara-negara Barat dengan menjangkau negara-negara Selatan Global yang enggan berpihak dalam konflik yang telah memukul perekonomian global itu.

Baca juga: China mulai pragmatis sikapi perang Ukraina-Rusia

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023