Jakarta (ANTARA News) - Dalam konferensi tingkat tinggi Asia-Pasific Economic Corporation (APEC) 2013 Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan memperjuangkan produk kelapa sawit, karet, dan produk hutan Indonesia untuk masuk dalam daftar produk ramah lingkungan.

"Saya mau benar-benar menegaskan kepentingan kita agar kelapa sawit, karet, produk hutan ini bisa masuk ke daftar produk ramah lingkungan," kata Gita di Jakarta, Jumat.

Gita mengatakan, jika produk-produk tersebut bisa masuk ke dalam daftar produk ramah lingkungan maka nantinya akan ada penurunan tarif bea masuk di bawah lima persen yang sesuai dengan kesepakatan.

"Saya akan coba meyakinkan mereka agar produk-produk tersebut bisa masuk," ujar Gita.

Selain hal tersebut, lanjut Gita, agenda yang akan dibawa terkait dengan sektor pertanian yang dianggap dekat dengan kepentingan negara-negara miskin dan berkembang.

"Saya akan coba suarakan di Surabaya, nantinya juga akan ada pertemuan dengan beberapa negara maju agar mereka bisa mengerti bagaimana aspirasi negara berkembang," tambah Gita.

Produk kelapa sawit Indonesia gagal masuk ke pasar APEC karena dinilai tidak memenuhi standar lingkungan yang ditetapkan oleh badan lingkungan Amerika Serikat atau Environmental Protection Agency (EPA).

Dalam standar yang ditetapkan oleh EPA, yang diumumkan tanggal 28 Januari 2012 silam, standar bahan bakar dari CPO Indonesia masuk dalam kategori RFS (Renewable Fuel Standards) atau standar energi terbarukan.

Berdasar pengujian yang dilakukan oleh EPA, produk CPO Indonesia gagal memenuhi standar maksimum 17 persen emisi, karena masih berkisar di angka 20 persen.

Akibat tidak dimasukkan dalam produk yang ramah lingkungan, produk CPO Indonesia gagal mendapatkan keringanan tarif hingga lima persen, dan menyebabkan CPO Indonesia jadi kurang kompetitif di APEC dan dikhawatirkan ekspor CPO menurun.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013