tetaplah berjuang sampai kita mencapai keluarga sejahtera
Semarang, Jawa Tengah (ANTARA) -
Jambore Nasional Perkumpulan Juang Kencana (Jamnas Juken) keenam yang dihadiri oleh para pensiunan Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) menghidupkan kembali filosofi membangun keluarga dengan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan.
 
"Meskipun sudah pensiun, saya harapkan cita-cita membangun keluarga tetap hidup, dan ada tiga komponen penting untuk bersama-sama membangun keluarga, yakni kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, dan tiga komponen ini bisa hidup kalau kita menghidupkan lingkungan sekitar kita," kata Mantan Kepala BKKBN pada era Presiden Soeharto Haryono Suyono saat memberikan sambutan secara daring di Semarang, Rabu.
 
Haryono berpesan agar para sesepuh BKKBN yang sudah menginjak usia lanjut untuk tetap berkontribusi kepada masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan di sekitar.
 
"Ajaklah mereka tetap menjaga lingkungan di sekitarnya, dengan program gizi keluarga di sekitar lingkungan kita, dengan begitu cita-cita menurunkan angka kematian ibu, termasuk usaha menghilangkan stunting bisa kita capai," ujar dia.
 
Ia mengajak BKKBN agar tetap menjalin kolaborasi dengan mitra, termasuk Juang Kencana untuk tetap mengerjakan program keluarga berencana yang berbasis masyarakat.
 
"Tidak hanya komponen Juang Kencana, kita perlu juga mengajak komponen-komponen lain untuk membangun keluarga di sekitar kita," tuturnya.

Baca juga: BKKBN hadirkan PPKS bantu keluarga atasi masalah lewat konseling
Baca juga: Dana Desa penting bangun SDM Indonesia, sebut mantan Menko Kesra
Baca juga: Kepala BKKBN: Program "Jo Kawin Bocah" pacu inovasi KB di Indonesia 
 
Ia juga mengajak seluruh pejuang program Keluarga Berencana (KB) untuk memperkuat komitmen menjaga keberlangsungan program KB pada tiga generasi, yakni mulai anak, cucu, hingga cicit.
 
"Tetaplah berjuang sampai kita mencapai keluarga sejahtera," ucap dia.
 
Sementara, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, Juang Kencana dalam istilah Bahasa Jawa adalah pandom, atau pedoman dan penunjuk arah pembangunan keluarga untuk generasi berikutnya.
 
"Peran juken sangat mewarnai, keberadaan juken dan keterwakilan para senior, mewarnai arah pembangunan keluarga. Itu sifatnya tidak kentara atau intangible, tetapi sangat berpengaruh, belum tentu terlihat (hasilnya) tetapi bisa dirasakan," kata Hasto.

Menurutnya, filosofi yang sering diberikan oleh para senior, bagaimana mempedomani 10 langkah Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) menjadi pembelajaran yang sangat berharga.
 
"Filosofi itu mengajarkan kita untuk melakukan pendekatan secara formal, kita mendekati tokoh TNI, Polri, dan seluruh tokoh masyarakat untuk ikut serta dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)," ujar dia.
 
Menurutnya, ada catatan penting bagi keberlanjutan program Bangga Kencana yang perlu direnungkan bersama, yakni bagaimana lingkungan hidup tidak hanya terdiri dari komponen abiotik dan biotik, tetapi bagaimana lingkungan itu bisa dihidupkan dengan kontribusi kepada masyarakat.
 
"Ketika kita ada, lingkungan itu bisa hidup. Lingkungan hidup artinya lingkungan yang kita hidupkan, jadi intinya bagaimana agar kita bisa menghidupkan program-program bangga kencana untuk menurunkan angka kematian ibu, kematian bayi, dan lain sebagainya," tutur Hasto.

Baca juga: BKKBN tekankan keluarga basis transformasikan nilai luhur bangsa
Baca juga: BKKBN gandeng PFN bikin film keluarga terkait stunting dan KB
Baca juga: IBI: Rayakan Hari Keluarga Nasional dengan jaga kualitas keturunan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023