Berlin (ANTARA) - Batas harga gas Jerman akan jauh lebih murah dari yang diperkirakan, dengan biaya hanya sepertiga dari yang awalnya disisihkan pemerintah, kata lembaga riset ifo Institute for Economic Research negara itu pada Rabu (9/8/2023).

Dari 40,3 miliar euro (44,3 miliar dolar AS) yang dialokasikan untuk Dana Stabilisasi Ekonomi negara musim dingin lalu, hanya 13,1 miliar euro yang akan digunakan, kata ifo Institute.

"Alasannya, harga gas turun tajam sejak saat itu," kata pakar ifo Max Lay. "Pada tahun 2024, kami perkirakan biayanya nol, karena banyak kontrak gas baru yang ditandatangani oleh konsumen biasa sudah jatuh di bawah batas harga 0,12 euro per kilowatt-jam."

Sebagian besar uang bantuan, 12,4 miliar euro, digunakan untuk rumah tangga, serta usaha kecil dan menengah. Industri Jerman hanya akan menerima sekitar 700 juta euro, sementara pembangkit listrik berbahan bakar gas dan unit perumahan yang lebih besar tidak didukung melalui rem harga.

"Meskipun pasar energi telah tenang, perkiraan biaya yang ditanggung pemerintah masih sangat tidak pasti karena didasarkan pada perkiraan harga pasar untuk masing-masing kelompok konsumen," Lay mengingatkan.

Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Robert Habeck mendukung perpanjangan rem harga listrik dan gas hingga Paskah 2024. "Rem harga bertindak seperti asuransi terhadap kenaikan harga," katanya kepada surat kabar Jerman Augsburger Allgemeine pada akhir Juli. Rem harga energi saat ini ditetapkan akan berakhir pada akhir tahun.

Harga gas di Eropa turun signifikan, setelah mencapai puncaknya pada akhir Agustus tahun lalu. Gas berjangka TTF (Title Transfer Facility) Eropa diperdagangkan sekitar 35,5 euro per megawatt jam pada Rabu (9/8/2023).

"Setelah periode krisis yang panjang, kami merasakan bahwa tantangan untuk bisnis kami berkurang. Kami melihat pasar kami semakin pulih," kata Leonhard Birnbaum, CEO pemasok energi Jerman E.ON, pada presentasi hasil semester pertama 2023 perusahaan pada Rabu (9/8/2023).

Laba yang disesuaikan E.ON sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) naik 40 persen tahun ke tahun menjadi 5,7 miliar euro. Hasil tahun sebelumnya telah "dipengaruhi oleh lingkungan industri energi," kata perusahaan itu.

Baca juga: Krisis energi sebabkan harga gas konsumen bakal tetap tinggi di Jerman
Baca juga: Kabinet Jerman setuju RUU pencabutan pemanasan berbasis minyak dan gas

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023