Ada empat duta besar yang ikut menanam pohon pohon waktu itu,
Magelang (ANTARA) - Puncak Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta terlihat jelas dari kawasan Ketep Pass di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Sejumlah rombongan wisatawan dengan bus wisata maupun kendaraan pribadi silih berganti masuk maupun keluar halaman parkir di objek wisata alam yang dikelola badan usaha milik daerah (BUMD) ini.

Para wisatawan mengabadikan kehadiran mereka dengan berfoto bersama berlatar belakang Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu serta tulisan berukuran besar "Ketep Pass".

Rombongan wisatawan ke Ketep Pass sebagian merupakan terusan pengunjung dari Candi Borobudur atau sebaliknya karena jarak kedua lokasi objek wisata itu tidak terlalu jauh, sekitar 30 kilometer dengan jalan beton mulus.

Ketep Pass adalah salah satu nama objek wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass ini menjadi tempat bagi wisatawan untuk melihat langsung kemegahan Gunung Merapi dan Merbabu.

Objek wisata di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini, para pengunjung selain dapat menikmati pemandangan alam yang bagus dengan udara sejuk, Ketep Pass juga merupakan wisata edukasi dengan Museum Vulkanologi dan gedung bioskop mini.

Melalui Museum Vulkanologi dengan luas sekitar 500 meter persegi, pengunjung dapat belajar tentang kegunungapian. Museum ini memiliki fasilitas berupa komputer interaktif yang memuat banyak dokumen tentang pergunungapian, miniatur Gunung Merapi.

Di Museum ini juga ada batu yang merupakan bukti dari letusan Gunung Merapi yang telah terjadi berkali-kali.

Pengunjung yang ingin mempelajari Gunung Merapi lebih mendalam bisa melihat sebuah film pendek di bioskop mini di Ketep Pass berkapasitas 75 orang.

Film dokumenter yang diputar adalah tentang peristiwa meletusnya Gunung Merapi, jalur pendakian Gunung Merapi, penelitian Gunung Merapi dan lain-lain.

Wahana baru di objek wisata ini adalah Menara Langit Merapi dengan ketinggian menara 18 meter, yang diresmikan pada Maret 2023 oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Magelang Adi Waryanto.

Penambahan wahana baru dan penataan kawasan Ketep Pass dengan dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut diharapkan mampu menumbuhkan dan memberikan rangsangan wisatawan berkunjung ke Ketep Pass.

Untuk menuju menara tersebut pengunjung harus melewati skywalk sepanjang 16 meter yang menghubungkan prasasti Ketep Pass ke lantai dua gardu pandang.

Saat kondisi cerah, melalui Menara Langit Merapi tersebut, para pengunjung dapat menyaksikan sejumlah puncak gunung, antara lain Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Telomoyo, dan Gunung Andong.

Berdasarkan catatan petugas di loket masuk, pengunjung hari biasa di Ketep Pass rata-rata 400 wisatawan, kemudian hari Sabtu mencapai 1.000 sampai 1.200 orang dan pengunjung hari Minggu bisa mencapai 2.500 sampai 3.000 wisatawan.

Selain wisatawan Nusantara yang mendominasi kunjungan ke objek wisata ini, juga ada pengunjung mancanegara seperti Malaysia, China, dan Eropa.


Jejak dubes ASEAN

Pembangunan objek wisata Ketep Pass atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto diresmikan pada 17 Oktober 2002 sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.

Pada peresmian Ketep Pass waktu itu ditandai dengan penanaman pohon langka oleh sejumlah undangan, antara lain, beberapa duta besar negara ASEAN di lokasi objek wisata itu.

Seorang karyawan senior yang telah mengabdikan diri sejak Ketep Pass dirintis sebagai objek wisata Sutrisno (52) menuturkan kawasan ini semula dikelola desa sebagai kawasan rest area bagi kendaraan yang melintas antara Magelang-Boyolali atau sebaliknya.

Namun, dalam perkembangannya kawasan ini semakin ramai dan strategis kemudian dibangun sebuah objek wisata dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung.

Beberapa jenis pohon yang ditanam para tamu negara waktu itu, antara lain, bunga kantil (cempaka), dewadaru, kenanga, dan mahkota dewa.

"Ada empat duta besar yang ikut menanam pohon pohon waktu itu, tetapi saya tidak tahu persis nama maupun asal negara mereka," katanya.

Beberapa tanaman tersebut hingga saat ini tetap menghiasi dan sebagai perindang berjajar dengan pepohonan yang lain di belakang loket masuk kawasan Ketep Pass sisi barat.

Waktu itu di masing-masing pohon tersebut dipasang papan informasi penanamannya, namun karena termakan usia maka papan informasi tersebut telah hilang.

Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Badan Pengelola Objek Wisata (BPOW) Ketep Pass Magelang Edward Alfian yang menyampaikan beberapa pohon yang ditanam para duta besar ASEAN tersebut masih langgeng sampai sekarang.

"Namun kami tidak tahu siapa saja yang ikut menanam pohon waktu itu, kami hanya tahu informasi dari beberapa karyawan senior bahwa di antara pepohonan itu ditanam oleh para duta besar," kata Edward yang mulai bekerja di Ketep Pass pada tahun 2012.

Beberapa pohon yang ditanam duta besar untuk Indonesia waktu itu tetap lestari, apalagi sebagai tonggak sejarah keberadaan Ketep Pass yang jarang ditemukan di tempat lain.

Keberadaan pohon tersebut juga sebagai simbol bahwa hubungan persahabatan Indonesia dengan negara tetangga terjalin cukup erat.

Seperti filosofi bunga kantil yang diartikan selalu melekat, dengan makna yang tersirat di dalamnya suatu harapan agar selalu menyertai ke mana saja, tidak berpisah. 










 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023