Ada hal menarik, saat Solo serangan ofensif pada pertempuran empat hari empat malam di bulan Agustus 1949, panglima dari Belanda datang berunding dengan Komandan Brigade dari Indonesia (pahlawan nasional Slamet Riyadi, Red.). Ini perwira dengan pangk
Solo (ANTARA) -
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menyebut Kota Solo melahirkan banyak pemimpin hebat baik sejak zaman penjajahan hingga saat ini.
 
"Ada hal menarik, saat Solo serangan ofensif pada pertempuran empat hari empat malam di bulan Agustus 1949, panglima dari Belanda datang berunding dengan Komandan Brigade dari Indonesia (pahlawan nasional Slamet Riyadi, Red.). Ini perwira dengan pangkat tertinggi di Solo Raya," katanya saat memberikan sambutan pada Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di UNS Solo, Kamis.
 
Ia mengatakan di usia ke-22 tahun, Slamet Riyadi mampu ikut memimpin serangan ofensif terakhir dari Indonesia untuk membuktikan bahwa merah putih berkuasa di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
"Artinya apa, artinya bapak-bapak kita waktu itu sangat muda tapi punya rasa tanggung jawab yang besar, kepemimpinan yang besar," katanya.
 
Selain itu, peran anak-anak muda juga tidak bisa dilepaskan dari penyusunan naskah Sumpah Pemuda pada bulan Oktober 1928.
 
"Itu salah satu tonggak awal perjuangan kita, juga dideklarasikan dan disusun anak-anak muda. Ini sejarah kita, ini pelajaran bagi kita semua. Pemimpin usia muda belum tentu tidak bisa," katanya.
 
Sementara itu, usai mengisi acara Prabowo memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemimpin di usia muda.
 
"Itu Slamet Riyadi waktu mimpin perjuangan umur 22 tahun, bisa berhadapan di depan. Bukan usia, jiwanya yang penting," katanya.
 
Sebagaimana diketahui, sejumlah pihak berharap Prabowo berpasangan dengan Gibran untuk maju ke Pemilihan Presiden 2024. Meski demikian, saat ini Gibran terganjal oleh aturan batasan usia capres dan cawapres minimal 40 tahun dalam Undang-Undang Pemilu.

Baca juga: Menhan usulkan peningkatan kesejahteraan bagi veteran

Baca juga: Relawan usulkan Gibran jadi pendamping Prabowo

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023